RIAU – Sekjend Solidaritas Pers Indonesia (SPI), B Anas, sangat menyayangkan terjadinya peristiwa kekerasan terhadap Tiga (3) Wartawan saat melaksanakan tugas peliputan atas proses pelaksanaan kegiatan pembangunan pengaman tebing pulau terluar di Desa Pambang Pesisir, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, sekitar pukul 14.30 Ahad (8/8/21).
Ia pun meminta aparat Kepolisian setempat dan Polda Riau menangkap pelaku dan otak intelektual dibalik penyerangan hingga mendapat hukuman yang setimpal.
“Ya, agar kasus serupa maupun teror lainnya terhadap Wartawan tak terulang di masa-masa mendatang disana dan didaerah lain juga,” kata B Anas, Kamis (12/8) di kantornya di depan Mapolda Riau, Jalan Patimura Kota Pekanbaru.
Sekjend SPI ini mengingatkan, Wartawan dalam menjalankan profesinya mendapat perlindungan hukum sebagaimana ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Dilanjutnya, kerja Wartawan itu meliputi mencari bahan berita, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, hingga menyajikannya pada publik melalui media massa.
Untuk pelaku yang melanggar Undang-undang tersebut, lanjut Anas, pelaku bisa dijerat dengan pasal berlapis sebagaimana rujukan hukum pidana pada KUHPidana, dan pada Pasal 18 undang-undang pokok Pers Nomor: 40 tahun 1999 tentang Pers.
Untuk diketahui, Ketiga nama Wartawan yang mengalami kekerasan ancaman menggunakan sebilah parang tersebut, Zul Azmi dari Media Pers (suaralira.com), Sofyan (bekawan.com) dan Mulyadi (Cibernews.com)
Sofyan bersama dua rekannya telah melaporkan kejadian yang dialami ke Kepolisian Resor Bengkalis. Laporan tersebut dibenarkan Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan, ketika dikonfirmasi Wartawan melalui Kasat Reskrim AKP Meki Wahyudi.
“Memang benar, laporan dari kawan-kawan Wartawan atas pengancaman tersebut sudah dibuat laporannya,” kata AKP Meki Wahyudi.
Sebelumnya, viral dibeberapa grup media sosial dikabarkan ada tiga Wartawan yang sedang bertugas di Negeri Junjungan Kabupaten Bengkalis diserang oleh salah seorang warga menggunakan parang ketika melakukan tugas peliputan terhadap proyek pengaman pantai pulau terluar di Desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.
Dimana nenurut mereka, dalam proses pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh perusahaan PT. Paku Bangun Jaya, diduga ada yang janggal yang berpotensi tidak sesuai kontrak kerja dan rancangan anggaran biaya (RAB).
“Iya benar. Kami bertiga diserang oleh pekerja bernama Is menggunakan parang dan nyaris terkena sabetan ketika melakukan liputan terhadap pekerjaan proyek pengaman pantai disana. Kasus yang kami alami tersebut sudah kami lapor ke Polres Bengkalis,” ujar Mulyadi saat ditanya Wartawan.
Kejadian itu berawal sebutnya (Mulyadi), ketika ia bersama dua rekannya Wartawan sampai dilokasi sekitar pukul 12.00 wib. Yang mana saat hendak turun lokasi, pihaknya bersama rekannya telah menginformasikan kepihak Kepala Desa Pambang Pesisir
“Saat Kami sampai dilokasi, kami melakukan pemantauan dan mengambil dokumentasi atas hasil pekerjaan kegiatan milik Pemprov Riau itu. Celakanya, tidak berselang lama datang yang namanya Ishak langsung melontarkan kata-kata yang bernada tinggi terhadap kami yang sedang melakukan peliputan,” sebut Mulyadi.
Setelah itu kata Mulyadi, ia bersama dua rekannya mencoba menemui pengawas lapangan bernama Agus Salim untuk menghasilkan wawancara. Karena sebelumnya, Sofyan (Wartawan), sudah menghubungi bersangkutan, dan Agus Salim sendiri meminta untuk datang kerumahnya.
“Ternyata Agus Salim ketika Kami datang dirumahnya tidak muncul. Ketika dipanggil beberapa kali, akhirnya datang salah seorang warga bernama Anwar mengatakan bahwa Agus Salim tidak berada dirumah,” jelas Mulyadi.
Anehnya sambung Mulyadi, “Tak berselang lama, Ishak muncul didepan rumah Agus Salim dengan membawa sebilah parang dan langsung mengayunkannya (Parang) ke arah Saya (Mulyadi) yang waktu itu Saya sedang duduk” kata Mulyadi.
Karena Saya merasa terancam kata Mulyadi, “Saya pindah duduk ke arah motor. Kemudian Ishak menghampiri Sofyan yang saat itu juga sedang duduk diatas motor dan langsung mengayunkan parangnya ke arah Sofyan. Namun aksi tebasan tersebut cepat dielak Sofyan dan hanya mengenai motor dan tas yang berada di stang sepeda motor.
Karena melihat tebasan tersebut, Sofyan langsung meloncat dari motor namun Ishak tetap mengejar Sofyan dengan mengayunkan parangnya. Sehingga Sofian meminta agar tidak melakukan aksi brutalnya itu,” kata Mulyadi.
Setelah mendengar adanya keributan, Agus Salim pun langsung keluar dari dalam rumahnya dan mencoba melerai dan meminta Kami untuk segera pergi dari pekarangan rumahnya.
“Kami menduga Agus Salim sengaja tidak keluar ketika panggil, karena saat kejadian tiba-tiba ia muncul keluar dan melerai Ishak yang brutal mengayunkan parang kepada rekan kami,” kata Mulyadi.
Himpunan informasi yang diterima sejumlah pewarta di Pekanbaru, Kamis (12/08/2021) pagi, setelah peristiwa brutal terhadap tiga Jurnalis (korban) di daerah Kabupaten Bengkalis tersebut dilapor ke Polisi, pelaku telah menyembunyikan diri ke tempat lain.
“Iya Bang. Ishak itu dalam dua hari dan tiga hari sama hari ini tak pernah terlihat lagi. Karena minggu kemaren, dia dikampung sini heboh ada mau bunuh Wartawan pakai parang” kata salah seorang warga Desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan, Bengkalis saat dihubungi dari Pekanbaru-Riau, ***(tm/SPI)