[ROHIL] ~ Para Nelayan di Bagan Siapi-api, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mulai resah dan gerah dengan adanya segelintir oknum pengusaha laut menggunakan alat tangkap berjenis Pukat Tenk atau Pukat Salome. Pukat itu keseluruhannya terbuat dari bahan besi dan bobotnya sangat berat.
“Sangat mengerikan kali kerja Pukat Tenk itu. Sistem kerja pukat tenk yang dibuat dari besi semua itu diturunkan sampai kedasar laut, lalu ditarik sama kapal mesin mobil. Ya, habis luluh lantahlah isi laut dibuatnya. Terus yang dirugikan siapa coba?,” kata Aman, salah seorang nelayan, dikonfirmasi awak media, Ahad (29/12/24).
Untuk diketahui, pukat Tenk atau Salome dibeli langsung dari Desa Tanjung Balai, Sumut, sebuah alat tangkap yang dirancang khusus untuk menangkap kerang dan sejenisnya. Karena, laut tawar pesisir bagan siapi-api memiliki musim kerang dalam kurun waktu tidak tetap dan juga terkrnal laut yang dangkal.
Dilajutnya, mayoritas nelayan bagan siapi-api merupakan nelayan yang turun temurun menggunakan alat tangkap seadanya dan bahkan dikenal sebagai nelayan tradisional diberbagai belahan daerah. Disinyalir, melekatnya kata tradisional lantaran nelayan tempatan tidak mengikuti perkembangan zaman.
“Kita bukan tidak ingin menggunakan alat tangkap yang sudah moderen, tapi ini lebih untuk menjaga ekositem laut dan isi habitat laut. Berkesinambungan ekonomi, laut tetap terjaga dan ribuan nelayan kecil sangat bergantung dengan hasil laut, demi menjaga perut sejengkal,” urainya.