PEKANBARU – Terungkap fakta, bahwa 55 siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 18 Pekanbaru, nekat menyayat tangannya sendiri karena menonton sebuah video di media sosial (medsos). Bukan karena meminum minuman berenergi Torpedo yang telah teruji dan aman untuk dikonsumsi.
Hal itu sebagaimana diungkapkan LF, salah seorang siswi yang turut melakukan aksi nekat itu, Selasa (2/10/2018). Dikatakan siswi kelas VIII ini, sebelum melakukan aksi sayat tangan itu, dirinya sempat melihat video dari status aplikasi perpesanan WhatsApp temannya.
“Bukan (karena minum Torpedo). Tapi karena nonton video di status WA (WhatsApp, red) teman. Makanya pengen coba juga,” ujar LF, gadis berusia 14 tahun, seperti dilansir riaumandiri.com.
Upaya coba-coba itu, kata LF, dilakukannya karena ingin mencari pelampiasan karena memiliki masalah pribadi. “Di rumah sering kena marah sama orang tua. Kalau cerita gak tau dengan siapa, gak ada yang mau dengar. Jadi makanya pengen nyoba,” kata LF seraya mengatakan bahwa aksi nekat itu telah dua kali dilakukan LF dengan menggunakan jarum.
Perbuatan itu dilakukan LF sekitar sebulan yang lalu di dalam kamarnya sambil menonton video berdurasi sekitar 15 detik tersebut. “Dua kali di dalam kamar. Awalnya perih tapi setelah itu puas. Habis itu diobati dengan Betadine,” kata dia.
Aksi itu masih menyisakan bekas luka sayatan. Luka itu tidak diketahui oleh orang tuanya. “Ditutup jadi gak kelihatan. Kalau di sekolah kan pakai lengan panjang,” terangnya.
Senada, NY (13) juga mengaku nekat menyayat tangannya dengan kaca karena mengalami tekanan yang disebabkan masalah keluarga. “Orang tua sudah meninggal sekarang tinggal sama tante,” akunya.
Dia juga mengaku nekat melakukan perbuatan itu setelah menonton video yang yang diperankan oleh orang luar negeri. Usai melakukan itu, NY merasa puas.
Beberapa pengakuan yang sama juga dilontarkan pelaku aksi nekat itu, yaitu mengalami tekanan. Tidak dikarenakan mengonsumsi minuman Torpedo. “Tidak ada minum itu. Bukan karena itu,” tegas ketiga siswi itu berbarengan.
Hal itu dikuatkan dengan penjelasan Kepala Sekolah SMPN 18 Pekanbaru Lily Deswita. Dikatakannya, anak didiknya itu menyayat tangan karena ingin melampiaskan kekesalan terhadap berbagai persoalan. “Jadi bukan karena mengonsumsi minuman Torpedo itu,” tegas Lily.
Sementara itu, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru menyatakan bahwa minuman Torpedo aman dikonsumsi karena sudah dievaluasi dan mengantongi izin yang sah.
Dikatakan Kepala BBPOM Kota Pekanbaru Muhammad Kashuri, pihaknya sudah melakukan pengujian kepada minuman kemasan gelas itu atas permintaan Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Pekanbaru beberapa waktu lalu. “Hasilnya sudah kami sampaikan ke BNNK,” kata Kashuri.
Kondisi ini dibenarkan oleh surat edaran BBPOM Pekanbaru yang ditujukan ke BNNK Pekanbaru. Surat itu diterbitkan tanggal 28 September 2018 kemarin. Dalam surat itu dinyatakan produk Torpedo aneka rasa buah masih terdaftar di Badan POM dengan Nomor izin edar 50432644341 dan masih berlaku.
Setelah melaksanakan uji laboratorium sampel minuman suplemen kesehatan tersebut dengan nomor batch 43001201709 dan 14901320H12, minuman Torpedo dinyatakan negatif golongan Benzodiazepim ( Alpnzolam, Bromazepam, Chloddazepoxide, Clobazam, Clonazepam, Diazepam, Estuahm, Lorazepam dan Numepam).
“Konsumen harus cerdas mengkonsumsi produk sesuai anjuran dalam label,” imbau Kashuri.
Di tempat berbeda, Kepala BNNK Pekanbaru, AKBP Sukito, mengatakan 55 siswa sekolah itu yang melakukan aksi sayat tangan bukan karena minuman kemasan Torpedo melainkan akibat menonton video di medsos.
“Hasil test urine yang kami lakukan tidak terbukti mereka mengomsumsi zat narkoba,” sebut Sukito seraya mengatakan bahwa uji urine itu dilakukan atas pengaduan dan permintaan pihak sekolah karena melihat adanya puluhan siswa melakukan aksi tak wajar sayat tangan.
“Dalam pemeriksaan di BNNK mereka mengaku melakukan sayat tangan itu karena menonton aksi yang sama di YouTube,” terang Sukito.
Ditambahkan Kepala Bidang (Kabid) Penindakan BNN Provinsi Riau, AKBP Haldu, jika tes urine yang dilakukan BNNK Pekanbaru diambil dari siswa yang meminum empat gelas minuman tersebut.
“Sudah dicoba oleh anggota BNNK sendiri. Jadi kalau diminum empat sampai lima itu positif benzo (tes urine, red),” kata Haldun.
Haldun menegaskan jika zat benzo tidak masuk ke dalam daftar narkotika, hanya saja memang menjadi jenis obat. Terhadap minuman Torpedo sendiri sebutnya, memang dilarang untuk dikonsumsi anak-anak dan wanita hamil.(rls)