Wan Rusli: Sukses Pendidikan Rohil, IKHLAS Kuncinya

ROKANHILIRMemeberi pemahaman betapa pentingnya ‘Ikhlas‘ ternyata menjadi kunci sukses dan keberhasilan bagi Dinas Pendidikan, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Hal itu dilakukan Kepala Disdik Rohil, Wan Rusli Syarif setiap memberi maklumat atau himbauan terhadap seluruh Kepala Sekolah yang dibawah naungan Disdik Rohil.

Terbukti, kini repotasi pendidikan dan mutu siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) se Kabupaten Rohil mendapat prediket terbaik dalam berbagai hal dikwalitas ilmu pendidikan.

Diketahui, untuk hasil Ebtanas se-Riau 2017 yang terdiri, 12 Kabupaten/Kota dengan total peserta 4.228 siswa, Rohil menduduki pringkat 1 sampai 7. perolehan nilai Pringkat 1 dan 2, mendapat nilai 10, dan pringkat 3 sampai 7, dengan nilat rata, 9,8. 9,4. 9,4. Sedangkan pringkat 20 sampai 30, juga masih didominani oleh siswa didik dari Rohil.

Baca Juga : Pihak Disdik Rohil Kecam Bau Limbah Busuk Disekitar Sekolah Dasar

Sedangkan satu siswa SMP asal Bagan Sinembah, Saint Matematika Juara 1 Kabupaten Rohil serta Provinsi Riau dan Juara 3, saint matematika tingkat Nasional. Sedangkan SD mendapat juara terbaik saint tingkat IPA.

Saat ditanya apa resep kunci keberhasilan, sosok Kadisdik Rohil hanya tersipu dan tersenyum kecil. Karena diketahui Rohil di tahun-tahun sebelumnya mendapat nilai yang terkadang jauh dari harapan.

“Cuma resepnya, ya Ikhlas, saya selalu menghimbau dan memberikan arahan baik dalam maklumat surat pemberitahuan maupun pada saat dialog dalam berbagai pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru, kata-kata itu yang selalu paparkan dengan baik, karena dasar apapun keberhasilan, Ikhlas lah kuncinya,” jawab Wan Rusli, sembari tersenyum manis.

Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amalan, di samping amalan tersebut harus sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tanpa ikhlas, amalan jadi sia-sia belaka. Ibnul Qayyim dalam Al Fawa-id memberikan nasehat yang sangat indah tentang ikhlas.

“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa,” tutupnya.(gp1)