GoPesisir.com, ROHIL – Mencoba memenuhi janji-janji yang telah disepakati bersama masyarakat, pihak PT. Mekar Abadi Mandiri (MAM) mencoba melakukan perbaikan tiang Safety Kubu-Kuba yang ditabrak Kapal Phonton pengangkut matrial. Namun sangat disayangkan masyarakat, perbaikan tersebut tidak sesuai SOP jembatan.
“Miris kita melihat kondisi jembatan itu. Masyarakat sangat dirugikan atas apa yang dilakukan oleh pihak PT MAM dan juga Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) yang seolah-olah melakukan pembiaran terhadap Jembatan itu,” demikian ungkap Zaky Al Masry, DPD Lira Kabuten Rohil, saat dikonfirmasi baru-baru ini.
Lanjutnya, apakah pihak PT MAM tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan kondisi teksture dasar sungai tersebut. Kondisi tanah dasar sungai tersebut dalam kategori rawa Zona I : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau.
Rawa Pasang Surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut.
Baca Juga : INI LHO UTANG PUSAT TAHUN 2016 KE DAERAH-DAERAH DI PROPINSI RIAU
Pada dasarnya, karena posisinya bersambungan dengan laut terbuka. Maka pengaruh pasang surut dari laut sangat dominan. Di bagian muara sungai dekat laut, pengaruh pasang surut sangat juga lebih besar baik dari arah hulu atau daratan.
“Teksrure tanah rawa sangat labil, pengaruh dari pasang surut air yang langsung dari laut, bisa membuat pengikisan atau pendangkalan dari sungai tersebut. Jadi, hal itulah yang harus dipikirkan oleh pihak PT MAM saat memperbaiki jembatan yang rusak akibat kelalaiannya,” paparnya kembali.
Kepentingan sesaat dan kerugian telaklah yang akan ditanggung masyarakat Kecamatan Kubu dan Kuba. Dari ulah kontraktor yang menyepelekan perbaikan safety jembatan itu. Mereka tidak berdomisili disini, apakah wajar kedepannya masyarakat Kubu-Kuba menanggung kerusakan jembatan itu? “keluhnya.
Sementara, salah seorang warga yang menyaksikan awal mulanya perbaikan menuturkan. Kendaraan berat excapator (Beko) berjalan dari jalan aspal dari jarak jalan yang cukup jauh, excapator berjalan diatas aspal tanpa alas landsan menuju jembatan tersebut. “Kita sangat menyayangkan, ini sudah sangat menyalahi aturan yang berlaku. Tapak real sudah merusak sisi aspal, perbaikan jembatan yang rusak tak kunjung selesai, malah ditambah lagi kerusakan pada aspal jalan kami,” eluhnya.
Pada saat melintasi jalan aspal, operator excapator yang mengaku bernama Gimen sempat ditanyai untuk apa dan mau kemana alat berat ini melintasi jalan aspal ini. Operator pun menjawab. “Alat ini mau menuju jembatan dan mau memperbaiki jembatan. Ini perintah Pak Else Syahbandar,” tirunya dan mengakhiri.***
“Ulah hanya kepentingan sepihak, apakah masyarakat harus menjadi korban. Jika pembangunan diperuntukkan masyarakat, tidaklah harus masyarakat ikut diresahkan”
Laporan by : gp2
Editor by : Ram