PEKANBARU – Hingga Ahad ke 46, Tahun 2018, terdata 316 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pekanbaru. Data ini diperoleh dari Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru.
Jika dibanding tahun sebelumnya, menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Kota Pekanbaru, Gustiyanti, kepada media, Senin (22/11/18), mengatakan mengalami penurunan.
“Ya, tahun ini jauh lebih rendah dari tahun kemaren,” ungkap Gustiyanti, Kmais (22/11/18), di Pekanbaru.
Baca Juga : Warna Air Berbau, Dugaan Limbah Cemari Anak Sungai Lubuk Dalam
Untuk diketahui, lanjutnya, kasus tertinggi DBD di Pekanbaru terjadi di Kecamatan Tenayan Raya, yakni sebanyak 53 kasus, disusul Kecamatan Payung Sekaki, 49 kasus, Kecamatan Tampan, 47 kasus, Kecamatan Marpoyan Damai 39 kasus, Kecamatan Senapelan 22 kasus.
Dilanjut, Kecamatan Sukajadi, sebanyak 18 kasus, Kecamatan Pekanbaru Kota 10 kasus, Kecamatan Rumbai Pesisir 18 kasus, Kecamatan Rumbai 18 kasus, Kecamatan Limapuluh 18 kasus, Kecamatan Bukit Raya 21 kasus dan terendah di Kecamatan Sail 3 kasus.
“DBD ini disebabkan oleh lingkungan. Selagi masyarakat tidak mendukung pencegahan, itu pasti tetap ada kasusnya,” kata Gustiyanti.
Untuk menekan tumbuhnya DBD, dikatakan Gustiyanti, program Dinas kesehatan terus berjalan. Seperti kader jumantik yang terus melakukan penyuluhan.
Baca Juga : Mohtar: 3 Tersangka Koruptor Segera Jalani Sidang Perdana Tipikor Di Pekanbaru
“Jika ringan kita ada obat di Puskesmas dan juga bisa kita rawat. Untuk nyamuknya kita ada menyediakan abate. Khusus untuk membunuh jentik nyamuk,” jelasnya.
Abete itu kata dia bisa didapatkan secara gratis di Puskesmas. Kemudian Diskes juga melaksanakan fogging apabila memang ada masyarakat menderita DBD.
“Kita (Diskes,red) akan turun untuk memfogging rumah warga yang terkena dan terdeteksi DBD tersebut,” tandasnya.**(gp5)