ROKANHILIR – Masih berkaitan dengan Pembangunan Puskesmas yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pusat, yang terletak di Kelurahan Rantau Kopar, Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, Ninik Mamak Pucuk Suku Rantau Kopar angkat bicara.
Diduga, dimulainya pembangunan puskesmas tersebut minim adanya tenaga ahli, minimnya pengawasan dan minimnya pantauan dari pihak Dinas Kesehatan dan PPTK.
“Dinas Kesehatan Rohil kemana ini, pekerjaan Puskesmas kita nilai sembarangan. Kita berharap Kementrian Kesehatan RI merespon keluhan kami warga desa pelosok ini. Setidaknya menegur Diskesnya,” ujar Alfian, kepada awak media ini via selulernya, Selasa (24/8).
Hal demikian pinta pihak ninik mamak pucuk suku Rantau Kopar, karena minimnya daerah dia mendapat bantuan dari pusat baik itu bangunan gedung serta sarana dan prasaran lainnya. Bahkan kekecewaan sangat tampak jelas atas banyaknya bangunan yang dibagun namun tidak berpungsi dan dipungsikan.
“Kita selama ini diam, bangunan banyak tak berpungsi kita diam. Ini Puskesmas bakal jadi apalah kalau pejabat terkait ikut diam dan membiarkan,” ketusnya.
Sementara, Plt Kadiskes Rohil, Ahmad selaku KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) mengakui bahwa didinas yang ia pimpin minim tenaga bersekil terkait bangunan atau kontruksi. Demi berjalannya program pemerintah, Plt Kadiskes merangkul tenaga bersekil bangunan dan teknis dari Dinas PU Rohil.
“Kita akui di Diskes Rohil minim tenaga bersekil teknis fisik. Maka itu kita gandeng pihak terkait bangunan dari Dinas PU. Dan kendala soal hukum kegiatan, Diskes Rohil berkoordinasi dengan Kejaksaan. Diskes Rohil murni tenaga medis,” kata Ahmad, baru-baru ini.
Terkait pekerjaan tidak adanya tenaga ahli yang bisa hadir dipekerjaan sesuai kontrak pembangunan Puskesmas Rantau Kopar oleh pihak rekanan, Ahmad telah melakukan pemanggilan ulang kepada pihak rekanan dan warga Rantau Kopar dalam upaya mencari solusi terbaik.
“Kita sudah duduk bersama mencari solusi terbaik soal tenaga ahli dalam pengawasan kerja itu. Pihak rekanan (Kontraktor) akan menghadirkan tenaga ahli yang diminta,” katanya.
Namun, hingga sampai saat ini tenaga ahli K3 Kontruksi yang dipinta harus hadir disetiap pekerjaan berlangsung, terlihat dilapangan tidak ada ditemui sosok tenaga ahli tersebut. Walau tanpa pengawasan tenaga ahli K3 Kontruksi, kegiatan itu terus berjalan.
“Kita tidak pernah melihat tenaga ahli dilapangan (Area kerja pembangunan Puskesmas). Bahkan kita menduga, ULP (Unit Layanan Pelelangan) Rohil, memenangkan perusahaan yang tidak Qualified (tidak memenuhi syarat),” tegas Zulkifli.
Untuk diketahui, syarat dokument lelang dan kontrak pekerjaan sudah masuk dalam syarat secara prosedural dilakukan di LPSE Rohil. Namun ditemui dilapangan, beberapa item tidak ada ditemui salah satunya skil tenaga ahli K3 Konstruksi, Feiling serta panjang cerucuk berukuran rata-rata lebih kurang 3,5 Meter.
“Banyak lebihan batang cerucuk yang tidak masuk kedalam tanah. Dalam dokumen kontrak diminta ada Feiling, namun dilokasi kegiatan yang ditemui malah alat berat ekscavator diduga untuk memasukan cerucuk kedalam tanah,” ujar Jonnedi.
Untuk diketahui, Feiling merupakan alat penekan cerucuk kedalam tanah dengan sempurna. Kekuatan cerucuk sudah dipastikan akan mampu menahan beban fisik bangunan.
“Dalam kontrak cerucuk berukuran 4 sampai 4,5 Meter dan diameter 12 Cm, jarak 15 Cm, kondisi dilapangan sangat memprihatinkan. Cerucuk tak masuk sempurna ketanah, panjangnya tidak mencukupi. Maka diyakini, bangunan Puskesmas Rantau Kopar kelak tidak sesuai harapan masyarakat,” kata Jonnedi.
Sementara, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Program dan Informasi Setditjen P2P Kemenkes RI, dikonfirmasi media ini Selasa (24/8) mengatakan, kegiatan pembangunan Puskesmas yang ada di Rantau Kopar merupakan program daerah masing-masing.
“Kalau DAK ini di pemda masing-masing ya, karena semua pelaksanaannya diserahkan ke Pemda melalui dinas terkait,” kata Siti Nadia.
Pembangunan Puskesmas Rantau Kopar, sampai saat ini masih terus berjalan tanpa adanya Pengawasan dari pihak-pihak terkait, sehingga masyarakat menjadi ragu akan hasil pekerjaan tersebut. Apa lagi, banyaknya bangunan yang tidak berpungsi diduga gagal kontruksi, masih menghantui masyarakat Rantau Kopar, Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rohil, Riau.
Wajar, jika Ninik Mamak Pucuk Suku Melayu Rantau Kopar sangat tegas untuk pembangunan Puskesmas itu. Sebab Puskesmas itu nantinya untuk khalayak orang banyak dan untuk anak kemenakan. Jadi, kami minta kepada pihak-pihak yang terkait untuk mengerjakannya sesuai dengan prosedur.
Sudah berapa banyak bangunan yang di buat di Rantau Kopar ini hampir semua sudah pada rusak, salah satu contohnya bangunan Kantor UPTD sebelah Puskesmas itu sudah hancur (Ambruk plapon dalam), yang diketahui umur penggunaannya hitung Bulan.**
Laporan by: Red
Editor by: Mmd