Mengenal lebih dekat dari sosok mantan Kepala BNN dan Kabareskrim Polri, Dr. Anang Iskandar, SH, MH, lahir di Mojokerto, pada tanggal 18 Mei 1958 tepatnya di Jalan. Empu Nala, No. 351, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Kota, Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Ibunya bernama Raunah, Asli Mojokerto, tidak sekolah sehingga tidak dapat membaca. Dan Ayah bernama Suyitno Kamari Jaya, merupakan seorang tukang potong rambut (pangkas rambut,red).
Sang ibunda membimbing dirinya dan saudara-saudaranya dengan menggunakan bahasa jawa, dengan tradisi budaya religius jawa kuno yang cenderung mengajarkan tradisi-tradisi leluhur, tanpa mengajarkan latar belakang maupun tujuannya.
Baca Juga : Mantan BNN Anang Iskandar, Angkat Bicara Soal Spanduk ‘Selamat Datang Dikampung Narkoba’
Sedangkan sang Ayah bernama Suyitno Kamari Jaya, merupakan seorang tukang potong rambut di Jalan. Residen Padmudji, didepan Losmen Merdeka Mojokerto.
Selama hidupnya berprofesi sebagai tukang potong rambut sampai ahirnya meninggal dunia pada tahun 1983, ketika itu anak Anang Iskandar yang pertama masih dalam kandungan sang istri tercinta.
Dr. Anang Iskandar mewarisi darah seni dari sang ayah sebagai tukang potong rambut. Ketika itu dirinya masih kelas IV SD, dan dirinya sudah mulai dikenalkan alat-alat potong rambut oleh ayahnya.
Anang (sapaan akrab mantan kepala BNN & Kabareskrim) mendapatkan alat cukur rambut tersebut merupakan hadiah dari sang ayah, pada waktu dirinya bersama temannya bernama Tukiman Pedet membantu memperbaiki kamar mandi temannya hingga selesai.
Setelah mendapat hadiah alat cukur dari sang ayah, Dr. Anang diminta ayahnya untuk memotong rambut temannya sendiri. Mulai saat itulah dirinya gandrung mempelajari seni potong rambut.
Bersambung……..
“Demikian Sepenggal Kisah Perjalanan Hidup Dr. Anang Iskandar, SH, MH, yang diterbitkan media EraPublik.com ini yang telah mendapat persetujuan resmi oleh Mantan Kepala BNN dan juga Mantan Kabareskrim Polri ini.***