Tanpa Kenal Lelah, Sugiarti Terus Berupaya Bantu Ringankan Beban Masyarakat

MERANTI – Meski tengah dihadapkan dengan beberapa persoalan terkait wabah Virus Corona Disease 2019 (Covid-19), terutama tentang pemberlakuan PSST pada salah satu desa diwilayah kerjanya, Camat Tasik Putri Puyu tetap tegar dan terus berupaya sekuat tenaga, tanpa mengenal lelah dan waktu dia terus membantu mengentaskan permasalahan ditengah masyarakat.

Hal itu terlihat dari upayanya yang telah mendapatkan bantuan beras sebanyak 7.230 kilo gram dari Pemerintah Kabupaten, dan telah disalurkan kepada 482 Kepala Keluarga (KK) sedesa Bandul, Kali ini Sugiati, S.pi. Mdi, kembali lakukan koordinasi untuk mendapatkan bantuan guna meringankan beban masyarakat.

“Hasil komunikasi kita, dalam hal ini adalah Camat Tasik Putri Puyu dengan Pemerintah Daerah, melalui Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Meranti, untuk meminta penambahan Mie instan sebanyak 482 kotak, yang akan dibagikan kepada warga, sebagai tambahan atas bantuan beras yang telah disalurkan oleh Bupati Kepulauan Meranti terhadap warga yang berada di Zona Merah yaitu Desa Bandul”. Kata Camat, Jum’at (22/5/2020).

Dikatakannya juga terkait permohonan tersebut sudah mendapat respon dari pemerintah daerah, dan akan segera disalurkan, menurutnya hal itu dikarenakan Pemda, tentunya Bupati Kepulauan Meranti yang sangat menyayangi masyarakat, dan selalu merespon dengan sikap satu rasa, dan akan diusahakan untuk segera direalisasikan.

“Tentunya dalam hal pengiriman ini kita harus mempersiapkan prosesnya seperti angkutan dan lainnya. serta yang paling perlu dipersiapkan adalah sikap kesabaran”. Ungkapnya.

Terakhir, camat yang mengayomi masyarakat dengan penuh rasa keibuan itu mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan rasa kebersamaan dalam menghadapi wabah saat ini, yaitu bersama berjuang melakukan pemutusan mata rantai penyebaran, dan bersama dalam menyemangati, serta tidak saling mencela ataupun mencerca sesama.

“Masyarakat ku..! kita satu rasa, mari sama berdoa, berjuang, dan saling memberikan kata-kata yang menyemangati. Jauhkan mencela, mencerca antar sesama, mari bersama kita berpikir positif tentang upaya pencegahan, penangulangan dan pengentasan wabah pandemi ini, paling tidak kita bisa menjadi pelaku pemutus mata rantai wabah tersebut”. Demikian ungkapan camat perempuan pertama yang disertai linangan air mata.