INHIL – Pemuda Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, merasa kecewa terhadap kebijakan Pemda setempat terkait upaya pemutusan tali rantai Covid-19, yang hanya dilakukan disatu titik, yakni dipintu masuk Tembilahan, Selasa, (31/3/20)
Kebijakan yang sebenarnya sangat dinanti oleh masyarakat Kecamatan Enok ini dinilai kurang maksimal, pasalnya pintu masuk ke Kabupaten Indragiri Hilir ini bukan hanya Tembilahan Saja, seperti yang disampaikan Dedy Gustiawan kepada awak media ini, bahwa ada beberapa kecamatan di inhil yang berbatasan langsung dengan provinsi lain.
“Bagian selatan Kabupaten Indragiri Hilir ada beberapa Kecamatan yg berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, seperti salah satunya Kemuning menjadi pintu masuk melalui jalur darat, ada juga Kecamatan Tanah Merah yang menjadi pintu masuk dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi”. Kata Dedy Gustiawan.
Dikatakannya lagi, bahwa secara garis besar yang masuk ke Inhil bukan hanya melalui satu pintu seperti Tembilahan, tetapi Inhil juga memiliki dua puluh Kecamatan. Dia juga berharap jika Pemda tidak bisa terjun langsung ke kecamatan-kecamatan, harusnya Pemda Inhil memberikan APD, bantuan dan Lain-lainnya.
“Kami juga bagian dari Inhil, saya berpendapat seperti ini setelah melihat berita H.M Wardan penyemperotan disenfektan di Inhil adalah kegiatan terbesar, yaitu di Tembilahan Kota dan di Tembilahan Hulu bersama 500 personil dengan 40.000 liter disinfectan,” tuturnya.
Lebih lanjut Dedy Gustiawan menyebutkan, dihari yang sama, pemuda Kreatif Enok juga melakukan kegiatan serupa, yaitu melakukan penyemprotan cairan disinfectan, selain itu dia juga menyayangkan kinerja pemda yang dinilai kurang cekatan dalam mencegah covid-19 ini.
“Jujur saya kesal atas kinerja Pemda Inhil terhadap pencegahan wabah Covid-19, karena harapan kita adalah lebih baik menyikapi sebelum terjadi, dari pada mengobati”. tutup Dedy Gustiawan.
Laporan: Dedy Gustiawan
Editor:Gp2