Pemkab Meranti Upayakan Sagu Jadi Komudity Pangan pokok Nasional

JAKARTA – Dalam upaya memperjuangkan sagu masuk dikancah pemasaran global, yaitu menjadikannya sebagai komodity pangan pokok Nasional, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti mengunjungi Perum Bulog di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Rabu (8/7/2020).

Dalam kunjungan itu Bupati yang didampingi Plt. Kepala Bappeda, Azza Fahroni dan Ketua Forum Camat sekabupaten Kepulauan Meranti Rayan Pribadi SH, disambut langsung oleh Direktur Operasional II Perum Bulog RI, Tri Wahyudi Saleh.

Dalam pemaparannya dihadapan Direktur Operasional II Perum Bulog RI, Tri Wahyudi, Bupati meminta kepada pihak Perum Bulog untuk menjadikan Sagu sebagai salah satu komodity pangan Nasional, sehingga hasil produksi Sagu Nasional khususnya Meranti dapat dibeli, dipasarkan dan diekport kemanca negara oleh Bulog layaknya beras.

Lebih jauh dijelaskan Bupati, Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia, Perkebunan sagu Meranti telah menjadi sumber penghasilan utama hampir 20% masyarakat Meranti dengan luas Iahan 39.644 ha, jumlah pabrik Sagu sebanyak 95 unit dengan hasil produksi tepung sagu mencapai 241.277 Ton pertahun.

Menurut Bupati, saat ini harga tepung Sagu kering berkisar 5.500-6000 rupiah/kg, dan Sagu basah antara 1800-2000 rupiah/kg. Sebagian hasil produksi Sagu Meranti dijual ke Cirebon, Pekanbaru, Medan dan Malaysia.

Selain dari kebun sagu masyarakat terdapat juga kebun Sagu milik PT. Nasional Sagu Prima (NSP) seluas 21.000 ha yang diberi izin dan telah diolah seluas 14.000 ha, hasil produksi sagu PT. NSP di ekspor ke berbagai Negara diantaranya Jepang, Korea Selatan dan Singapura.

Namun dengan terjadinya wabah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) sangat berdampak pada pemasaran hasil produksi tepung sagu dan juga berpengaruh pada ekonomi petani sagu di Meranti.

“Akibat adanya penutupan wilayah atau daerah yang menjadi tempat penjualan hasil tepung sagu menyebabkan terganggunya pemasaran dan juga berpengaruh pada ekonomi masyarakat khususnya petani Sagu,” jelas Irwan.

Untuk itu agar petani Sagu tetap bersemangat mengolah sagu sekaligus memberikan kepastian pemasaran Sagu, Bupati Meranti Drs. Irwan M.Si, berharap kepada Perum Bulog RI dapat menampung dan membeli hasil produksi tepung sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.

“Hal ini juga sesuai dengan penugasan Perum Bulog dalam rangka menjaga ketahanan dan menjaga stabilitas pangan Nasional”. ucap Bupati.

Menyikapi permintaan Bupati Meranti tersebut, disambut baik oleh Direktur Operasional II Perum Bulog RI, Tri Wahyudi Saleh, namun untuk menjadikan Sagu sebagai komodity Pangan Nasional yang dapat dibeli oleh Perum Bulog tidak bisa ditegapkan sepihak oleh Bulog, melainkan harus berkoordinasi dulu dengan Kementrian terkait seperti Menko Perekonomian dan lainnya yang nantinya memberikan penugasan kepada Perum Bulog.

Untuk itu, Tri Wahyudi meminta Bupati Meranti untuk terlebih dahulu membahas masalah tersebut ke Menko Perekonomian dan Kementrian terkait lainnya. Untuk lebih menguatkan usulan pihak Perum Bolog juga meminta kajian dari Akademisi sehingga dapat ditindaklanjuti dengan survei dilapangan sebagai pertimbangan dikeluarkannya kebijakan.

Untuk usulan melalui pihak Bulog sendiri, seperti diakui Kepala Bappeda Meranti H. Azaa Fahroni, telah dimasukan Pemkab. Meranti sangat berharap dapat segera di Follow Up oleh Perum Bulog.

“Semoga usulan yang kita masukan ke Bulog dapat di Follow Up sebagai pertimbangan pusat dalam mengeluarkan kebijakan komodity Sagu ini,” harap Kepala Bappeda.

Usulan Bupati Meranti untuk memasukan Sagu menjadi komodity pangan Nasional yang dapat dibeli dan dipasarkan oleh Perum Bolog ini bukanlah yang pertama kali tapi sudah kesekian kalinya.

Sebelumnya hal serupa juga disampaikan Bupati kepada Direktur Pengadaan Perum Bulog RI Wibisono Puspitohasi dalam seminar Webinar Pembangunan Industri Berbasis Sagu Terpadu yang ditaja oleh Dewan Guru Besar Institute Pertanian Bogor (IPB) dimana Bupati Irwan menjadi salah satu Narasumbernya.

Ketika itu Bupati Irwan yang juga Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Indonesia (Fokus-Kapassindo), mengatakan jika Pemerintah serius mewujudkan ketahanan pangan Nasional, inilah saatnya Pemerintah fokus pada pengembangan Sagu sebagai Pangan alternatif pengganti beras sekaligus menekan Import beras Nasional.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti diakui Bupati sangat menyadari potensi Sagu sebagai alternatif pangan pengganti beras dengan terus berupaya memberdayakan kilang-kilang Sagu rakyat melalui penerapan teknologi, membuka akses pemasaran hingga menyediakan fasilitas kepelabuhan dan pergudangan.

Namun hal itu dikatakan Irwan belum cukup, Pemerintah Pusat melalui Perum Bulog harus turun tangan memasukan Sagu dalam managemen Logistik Nasional, caranya dengan menampung dan membeli hasil produksi Sagu masyarakat layaknya Bulog membeli beras sehingga memberikan jaminan kepada masyarakat pengolah Sagu disektor pemasaran.

Jika Bulog mampu turun tangan maka hasil produksi Sagu masyarakat tak perlu lagi dijual kepada Katel Sagu yang selama ini memonopoli pasar Sagu di Meranti bahkan mungkin di Indonesia.

Sejauh ini Pemda Meranti telah membangun Pabrik berskala kecil yang dapat mengolah Sagu menjadi beras Sagu dengan kapasitas 700 Kg/hari dan mampu memproduksi 20 Ton Sagu basah/hari yang dapat diolah menjadi berbagai makanan seperti Mie dan lainnya.

Dihadapan para Profesor, Guru Besar, Pakar Ekonomi, pihaknya Swasta dan peserta seminar lainnya, Bupati Meranti mengundang Perum Bulog untuk melakukan kerjasama operasi masuk secara serius di Industri Persaguan. di yakini Bupati, jika itu terjadi maka Sagu akan mampu menjadikan Indonesia mencapai kedaulatan pangan. (Red).