Pandangan Dr. Misri Hasanto, M.Kes Tentang RS Dan Covid-19

Rumah Sakit baru mengenal Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), sejak ada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan industri resmi masuk ke dalam Akreditasi Rumah Sakit. Perihal Infeksi Nosokomial yang sudah ada sebelumnya diintegrasikan ke dalam K3RS, kualitas pelayanan seperti Patient Safety juga diintegrasikan.

Lengkaplah sudah menjadi QHSE, Quality Health Safety dan Environment, mirip QHSE industri migas. Memang bahaya dan risiko di RS jauh lebih banyak ketimbang di industri, mulai bahaya fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial tahun lalu meledak virus SARS COV 2. Ini merupakan bahaya baru di seluruh dunia, banyak RS yang tidak siap menghadapinya. Prinsip risks assessment dan hirarki pengendalian terlupakan, mereka lebih fokus pada pengobatan.

Virus akan menular jika sudah ke luar dari tubuh pasien, bisa lewat udara pernapasan atau lewat tinja di WC, yang lewat udara bisa berbentuk droplets tetesan ludah yang berat, ini jatuh ke lantai meja kursi dan lain-lain, ini disebut penularan fomites, yaitu benda mati yang bisa menularkan, virus ini memang aneh dan ajaib, karena diluar tubuh bisa hidup agak lama, sehingga sangat menular di udara saja bisa 3 jam.

Partikel virus yang lebih halus berupa aerosol jika dibatukkan bisa sampai 2 meter, jika bersin bisa 8 meter dan melayang di udara ke mana-mana mengikuti aliran udara AC. Selain lewat udara sebagian virus tertelan masuk ke usus, karena ada persilangan jalur makanan dan udara. Yang masuk ke pencernaan keluar bersama tinja terbang ke udara lagi ketika kita lakukan flushing toilet, laku ketemu nempel di gagang pintu WC, di exhaust, jendela dan lain-lain.

Sama dengan pengukuran debu atau bahan kimia lain dalam indoor air quality, bisa dilakukan air sampling atau surface sampling. Kedua sampling ini bisa diperiksa dengan PCR sama persis dengan swab tenggorok dan hidung, bisa juga dilakukan virus culture, viral loading dan genome equencing.

Di Indonesia sudah ada lab yang bisa memeriksa surface sampling, namun air sampling belum karena biayanya mahal. Di negara maju sudah banyak dilakukan dan dilaporkan. Ada baiknya kita ikuti saja penelitian mereka tentang tatanan rumah sakit karena di mana-mana sama, kita kerjakan saja upaya sterilisasi ruangan rumah sakit baik yang fomite maupun udara.

Kunci penularan lewat udara adalah sistem HVAC, Heating Ventilation Dan Air Conditioning. Ada AC Central dan ada AC split, keduanya punya filter, penyaring virus adalah filter HEPA High Efficiency Particulate Air, namun hanya bisa menyaring sampai 0.3 mikron, jadi Virus yang ukurannya 0.1 mikron masih ada yang lolos. Electrostatic cegah lolosnya virus ini tidak mati, perlu UVC 254 nano meter untuk menbunuh virus. Bisa di taruh dalam AHU Air Handling Unit yang selalu tertutup. Jika di AC split bisa dipasang dalam casing sehingga tak terlihat mata dan tidak menyentuh kulit. UVC ini membunuh virus dalam hitungan detik. Fomites ada dua jenis: yang korosif benda logam dan yang tidak benda plasti, yang korosif lap pakai alkohol 70% dan yang tidak dengan chlorine 30 ml dalam 2 liter air. Dengan dua cara ini RS diharapkan akan steril.

Seseorang pasien gejala Covid ringan masuk RS akan menjadi lebih parah, dan pada hari ketiga meninggal dunia. Ini bisa dimengerti karena kita tahu ruangan RS tidak steril. Dari surface sampling yang dilakukan pada peralatan RS ternyata lebih dari separuh sample sampling pada lantai dan ril tempat tidur ternyata positif Corona.

Sekitar 40% sample gagang locker dan mesin EKG semuanya positif. Sebanyak 30% sample tombol listrik dan kursi keduanya positif. Pokoknya penularan fomites di RS tidak ketulungan.Yang mengherankan samples di ruangan toilet.

Permukaan positif ditemukan di tempat duduk WC, gagang pintu jendela, wastafel juga positif. Perlu diingat jika mau flushing toilet harus ditutup dulu, Flushing membuat virus terbang ke udara menerpa muka kita di exhaust AC di atas WC juga positif.

Air sampling juga banyak dilakukan di RS manca negara. Berbagai lokasi diambil sampelnya. Ada di pojok, di tiang infus, di AHU, di AC split. Semua memperlihatkan hasil positif. Kesimpulannya udara ruangan RS tercemar virus Corona.

Di Rumah Sakit atau di rumah sendiri maupun di hotel penampungan. Lingkungan di RS dan hotel penampungan sukar dikendalikan. Jika tidak parah atau tidak kepepet mending di rumah. Lingkungan mudah dikendalikan sendiri. Beli disinfektans. Beli UV C 222 NM portable, pisahkan anggota keluarga yang tidak tertular, makan vitamin, makanan bergizi, olahrga di rumah, semoga anda pulih kembali.

Sebenarnya upaya membasmi virus di luar tubuh manusia ini lebih mudah ketimbang membunuh virus dalam tubuh. Selain obatnya belum ada, mungkin saja terjadi efek keracunan. Pemahaman lingkungan dan pengetahuan rekayasa untuk dokter sangat minimal, untuk pencegahan dokter harus berkolaborasi dengan insinyur, mencegah lebih murah dari pada mengobati. Berapa kerugian akibat banyaknya kematian ini. **()