PALESTINA – Forum Jurnalis Palestina mengecam Google yang menghapus Palestina dari petanya. Wilayah Palestina diGoogle Maps diganti dengan nama Israel.
Dalam pernyataan yang dirilis kemarin, Rabu (3/8), forum mengatakan keputusan Google itu adalah bagian dari skema Israel. Nama Palestina dihapus pada 25 Juli.
“Keputusan Google menghapus Palestina dari peta adalah bagian dari skema Israel untuk menjadi negara terlegitimasi bagi generasi masa depannya dan menghapus Palestina,” katanya, dikutip Middle East Monitor.
Lebih lanjut, Forum mengatakan, langkah itu didesain untuk memalsukan sejarah, geografi, dan hak rakyat Palestina atas tanah mereka. Hal ini kontras dengan norma dan konvensi internasional mana pun.
Forum mendesak Google untuk segera mengembalikan Palestina seperti sedia kala. Pasalnya, Google telah gagal mengutak-atik sejarah Palestina dan Arab di mata dunia. Kini tidak ada Palestina diGoogle Maps. Saat kata kunci Palestine diketik, Google Maps mengarahkan pada Yerusalem dan Gaza.
Israel Kembali Rampas Tanah Palestina di Tepi Barat
Pada bulan Januari lalu, Kamis (21/1) Israel menegaskan rencananya menguasai wilayah besar Tepi Barat yang diduduki di dekat perbatasan dengan Yordania. Langkah ini kemungkinan akan memperburuk ketegangan dengan sekutu Barat dan menarik kecaman internasional.
Dalam surat elektronik yang dikirim ke Reuters, COGAT, sebuah unit dari Departemen Pertahanan mengatakan keputusan politik untuk merebut wilayah itu telah diambil. Wilayah Tepi Barat tersebut telah berada di tahap akhir untuk dinyatakan sebagai tanah negara.
Perampasan ini, pertama kali dilaporkan oleh Radio Israel. Daerah itu meliputi 154 hektar wilayah di Lembah Yordania dekat Yerikho. Di wilayah tersebut Israel telah memiliki banyak peternakan dan membangun permukiman.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengeluarkan pernyataan pada Rabu (20/1), yang mengecam perebutan wilayah tersebut. Ini disebut sebagai perampasan terbesar di Tepi Barat sejak Agustus 2014. “Kegiatan permukiman merupakan pelanggaran hukum internasional dan bertentangan dengan pernyataan publik dari Pemerintah Israel yang mendukung solusi dua negara terkait konflik,” ujar Ban dalam sebuah pernyataan.
Wilayah yang direbut tersebut terletak di dekat ujung utara Laut Mati. Palestina mengecam rencana perampasan tersebut pada Rabu. Amerika Serikat juga menentang keras tindakan mempercepat perluasan permukiman tersebut pada Rabu. Juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner mengutuk langkah itu. “Kami percaya mereka secara fundamental sangat tidak sesuai dengan solusi dua negara dan mempertanyakan komitmen pemerintah Israel untuk solusi dua negara,” kata Toner.
Kelompok anti-permukiman Israel, Peace Now, mengatakan perampasan wilayah merupakan yang terbesar di Tepi Barat sejak dua tahun lalu. Terakhir Israel merebut 400 hektar lahan di Tepi Barat pada 2014, sebuah langkah yang menarik kritikan internasional.
Israel telah merebut banyak wilayah Palestina sejak Perang Timur Tengah pada 1967. Padahal Palestina berencana mendirikan negara dengan meliputi wilayah Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur.
Posting by: republika.com