MERANTI – Nekad mengamuk saat ingin diperiksa, membuat seorang warga di Meranti harus meregang nyawa karena diterjang timah panas oleh salah seorang anggota Polisi Resort (Polres) Kepulauan Meranti, sore tadi di Mako Polres Kepulauan Meranti, Rabu (11/3/2020).
Sebagaimana dijelaskan Kapolres Kepulauan Meranti melalui Kabag Sumber Daya Masyarakat (Sumda), Kompol Areng didampingi Aipda Hendra pada jumpa pers diruang rapat gedung DPRD Kepulauan Meranti, hadir juga pada kesempatan itu Wakil Bupati Said Hasyim, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Meranti Muzamil, Kepala Satuan Pamong Praja (Kasat PP Helfandi, Ketua Pemuda Pancasila Asnan, Anggota DPRD Kepulauan Meranti Dedi Yuhara Lubis, tokoh masyarakat dan segenap masyarakat Selatpanjang.
“Sehubungan bapak kapolres pada saat ini lagi di jakarta, dan bapak waka sedang di Pekan baru untuk mengikuti raker, dan saya mendapat perintah untuk menjelaskan kejadian ini. Yang jelas kami akan memproses bila anggota kami salah sesuai proses hukum yang berlaku. Bagi kami tidak ada istilah membela, yang salah tetap salah”. Ujar Areng, seraya meminta Aipda Hendra menyampaikan kronologis kejadian, karena menurutnya Hendra berada di TKP semasa kejadian.
Dikatakan Hendra ketika anggotanya membawa sesorang (korban_red), kemeja SPKT, dia sempat menanyakan penyebabnya, yang untuk selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan.
“Ketika saya tanya kepada anggota saya ada apa, dikatakan oleh anggota tersebut dia membuat rusuh dijalan, setelah itu saya tanyakan tinggal dimana, dan yang bersangkutan bilang tinggal di jalan perjuangan yaitu di Masjid, saya baru disini, sebelumnya dia juga mengatakan tinggalnya di pesantren”. Kata Hendra.
Lebih lanjut Hendra juga mengatakan, korban sempat mendobrak meja dan mengatakan dirinya kafir karena tidak mengenal beberapa kyai yang disebutkan padanya, selain itu hendra juga mengatakan yang bersangkutan menolak untuk diperiksa.
“Dia ketika dibawa kekantor oleh anggota kami memegang paralon, yang dibikin alat perusuh dijalan tadi, dia juga berkeras tidak mau diperiksa, setelah itu ada piket reskrim datang, dia mengejar keluar dan mengajak berkelahi, dan diikuti sama anggota kami Brigadir Tomi, tetapi ketika mau dilerai dia memukul Tomi hingga patah paralon tersebut. Selepas itu dia mengeluarkan senjata tajam dari pinggangnya dan mengejar kami hingga kedalam ruangan, ketika saya sudah lari dibelakang, brigadir Tomi yang berjarak lebih kurang satu meter dan merasa terdesak, tomi mengeluarkan senjata”. Terang Hendra.
Terkait kejadian ini, Wakil Bupati berharap kepada masyarakat untuk tidak termakan isu-isu, dan meminta jangan terpancing dengan berita-berita yang disampaikan dengan cerita yang dibuat sendiri dan bersifat salah. Dia mengajak masyarakat senantiasa bisa menahan diri dan menyerahkan masalahnya kepihak berwajib, dikatakannya juga kejadian ini tidak ada unsur kesengajaan.
Hal senada juga disampaikan Ketua LAM Kepulauan Meranti, Muzamil mengajak semua masyarakat untuk memberikan ruang kepada pihak berwajib menjalankan tugasnya dan mempercayakan pihak kepolisian memproses secara adil.
“Menggaris bawahi proses kejadian ini sesuai dengan hukum berlaku, dan kini kami meminta kepada seluruh masyarakat nanti yang hadir maupun tidak hadir, kita tunggu pihak kepolisian memproses secara adil percayakan proses ini yang tetap akan kita ikuti”. Tutup Muzamil. ** (Red)