Karya tulis : Bang Boes (Sapaan Akrab pemilik nama Boestami)
Pemilu 2019 telah usai, dengan berbagai persoalan tentunya. Namun, saya percaya Insya Allah, selesai pada waktunya. Dengan menjunjung nilai-nilai demokrasi sebagai bentuk konsensus bersama akan sistem kenegaraan.
Tulisan ini tidak membahas persoalan Pemilu secara Nasional, saya lebih tertarik untuk mencermati perkembangan politik lokal khususnya di Kabupaten Rokan Hilir. Dimana, hasil pemilu 2019 tentu akan menghasilkan pergantian pemimpin terutama di lembaga Legislatif, sebagai buah dari proses demokrasi 5 tahunan.
Jujur saja, Proses demokrasi 5 tahunan ini tidak ada yang baru atau istimewa, sebagai ciri negara demokrasi proses pemilu wajar saja, dan wajar juga hasil pemilu tersebut ada yang bertahan dan yang terbuang, dan tentu ada yang baru, silih berganti sesuai dengan zaman dan masa yang berbeda.
Pemilu 2019 sedikit banyak memberikan pelajaran politik bagi rakyat, bahwa kekuasaan itu prinsifnya adalah titipan yang maha kuasa. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk menghadang, dengan berbagai proses dan gaya dari masing-masing orang mendapatkannya.
Ada yang dengan modal besar tidak jadi, sebaliknya modal pas-pasan ‘jadi’, demikian sebaliknya, untuk itu bagi yang belum terpilih tidak perlu terlalu kecewa, bisa jadi hal tersebut sebagai ujian, bagi yang terpilih jadikan pelajaran berharga untuk masa kedepannya, istilah sederhananya “Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Yakin pasti jadi”.
Menarik untuk dikaji tentu hasil pasca pemilu legislatif di Rokan Hilir, para politikus kawakan dan bahkan sekapitas Ketua DPRD dan unsur pimpinan DPRD Rokan Hilir sebelumnya harus ikhlas untuk tidak lagi duduk di lembaga terhormat ini, boleh dibilang untuk unsur pimpinan DPRD Rokan Hilir terjadi pergantian 90 % minus PDIP, selainnya para pemain baru dan partai yang dulu bisa jadi tidak begitu diperhitungkan.
Tidak hanya itu hasil pemilu legislatif juga telah merobah peta politik untuk pertarungan di pemilu eksekutif berikutnya yakni pilkada Rokan Hilir, tahun 2020.
Tak tanggung tanggung Media sosial seperti halaman FB mulai diramaikan dengan tokoh dan sosok sosok yang bakal tampil di pucuk pimpinan orang nomor 1 di negeri seribu kubah, bahkan telah diramaikan dengan munculnya polling media sperti starpol, melalui like dan pilihan pada nama-nama sosok yang dianggap mampu.
Untuk itulah tulisan ini dihadirkan ditengah pembaca, berbagi dan berdiskusi sebagai bentuk peran serta pada negeri seribu kubah, paling tidak urun rembuk dalam kancah mencari sosok ideal pemimpin Rokan Hilir kedepannya.
untuk itu perlu saya garis bawahi, tulisan ini tidak menggiring nama atau sosok calon, namun murni berangkat dari kegelisan penulis melihat perkembangan yang terus malaju menit permenit di media sosial, munculnya nama nama person dari tokoh-tokoh partai, tanpa melihat konteks daerah dengan berbagai problematika dan kultur masyarakat yang sangat heterongen serta tujuan pembangunan 5 tahun Rokan Hilir kedepannya.
Rokan Hilir yang terletak didaerah pesisir timur pulau sumatera, berbatasan langsung Negara Jiran Malasyia, boleh dikatakan bahwa wilayah Rokan Hilir lebih 50 % adalah daerah laut dengan berbagai potensi sumber dan juga masalahnya, sedangkan sebelah selatannya Rokan Hilir merupakan daerah daratan yang berbatas langsung dengan propinsi sumatera utara, yang bertumpu dari hasil perkebunan sawit sebagai komoditas unggulan.
Selain kekuatan sumber laut dan perkebunan. Rokan Hilir, juga memiliki sumber Alam pertambangan berupa minyak bumi, yang dikelola oleh perusahaan Asing Caltex (dan Insya Allah tahun 2020 perusahaan minyak ini akan dikelola Pertamina yang melibatkan perusahaan daerah).
Selain itu, daerah Rokan Hilir juga memiliki kawasan daerah pertanian yang terdapat di daerah kubu rimba melintang dan daerah pekaitan dan sinaboi, sebagai daerah sentra pertanian padi, dan hasil hortikultura lainnya.
Menilihat konteks daerah dan sumber hasil alam kita dapat bayangkan bahwa Rokan Hilir memiliki kekuatan yang menjanjikan, yang bisa membawa daerah ini jauh lebih makmur dari daerah lain, tentunya dibutuhkan pengelolaan yang baik sehingga dapat dinikmati masyarakat untuk pembangunan Rokan Hilir kedepannya.
Dari Unsur budaya, Rokan Hilir juga memiliki kekayaan yang luar biasa, sebut saja budaya tempatan Ratip Tongak di daerah kubu, panipahan dan bagansiapiapi, Budaya Bakar tongkang yang sudah menjadi even budaya nasional, tentu dapat menjadi inkam bidang wisata budaya.
Disamping itu, juga memiliki daerah wisata alam, seperti danau Napangga di Pujud, ada Danau Janda Gatal di Bagansiapiapi, kota terapung Panipahan, serta pulau Jemur (“) sebuah pulau yang sangat indah yang belum dipoles secara maksimal.
Daerah Rokan Hilir berkultur Masyarakat Melayu dengan berbagai suku, seperti Tionghua, Jawa, Batak, Bugis, Aceh dan sebagainya, hidup berdampingan dengan berbagai krakter adat istiadat yang hidup berdampingan, sehingga tidak salah bila saya mengatakan bahwa Rokan Hilir adalah miniatur dari Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan gambaran sederhana tersebut, tentu saja dibutuhkan sosok yang kuat, inspiratif dan Dinamis untuk dapat membawa Rokan Hilir yang lebih baik, untuk itu saya mengundang para pembaca untuk berdiskusi bersama merumuskan kreteria sosok tokoh yang pas untuk 5 Tahun Rokan Hilir kedepan.
Sebagai Daerah yang berkultur Melayu, dengan berbagai suku yang hidup rukun, tentunya kita sepakat suku tidak menjadi dasar pijakan, tetapi bisa jadi yang menjadi landasan idealnya adalah Agama, hal tersebut tidak lepas dari krakter melayu yang identik dengan Islam, mungkin kreteria bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa menjadi dasar utama, tanpa membatasi pada agama dan kepercayaan lain.
Kedua sosok pemimpin yang memiliki pengalaman dan teruji, serta memiliki wawasan luas, serta dapat diterima dari berbagai kelompok yang tidak hanya bertumpu pada kepentingan satu suku tertentu, sehingga kedepannya Rokan Hilir benar-benar bisa mencerminkan daerah yang sangat plural yang dipayungi budaya Melayu sebagaimana makna dari daerah negeri seribu kubah.
Untuk itu, mungkin kreteria kedua adalah sosok Tua dan Muda,
Globalisasi yang begitu cepat yang tidak dapat kita hadang, seperti perkembangan media informasi yang begitu cepat sehingga membutuhkan orang orang yang mobile, yang dapat menangkap secara cepat perkembangan teknologi dan informasi.
Tentu saja, dibutuhkan pembangunan dibidang pendidikan yang maju dan modern dan mampu bersaing dengan daerah lain, sehingga sarat ketika tentu saja orang yang memiliki kecerdasan intelektual, walau sarat ini sangat normatif.
Mungkin tulisan ini sangat singkat, tetapi sebagai pembuka diskusi dapat menghantarkan pada sebuah kesimpulan bersama sehingga menjadi dasar bagi kita untuk mencari sosok pemimpin Rokan Hilir kedepannya.
Selamat membaca, curahan pikiran Insya Allah, Amal bagi kemajuan Rokan Hilir kedepannya. Amiien..
(Dan diakhir tulisan ini sengaja saya lampirkan makna lambang daerah Rokan Hilir sebagai betuk rujukan bagi kita semua untuk memahami Rokan Hilir yang sesungguhnya).
Perisai, melambangkan keamann, perlindungan dan pengayom, mengandung arti bahwa masyarakat Kabupaten Rokan Hilir sebagai masyarakat yang menginginkan keamanan.
Rantai, melambangkan pemersatu, mengandung arti bahwa terjalinnya kerjasama dan kesatuan pandangan antara pemerintah, ulama dan tokoh masyarakat dalam membangun negeri dengan tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, golongan serta menjaga keutuhan, tetap berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.
Bintang Persegi Lima, bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, persegi lima melambangkan Pancasila yang merupakan dasar dan falsafah negara yang senantiasa dijunjung tinggi dan selalu menjiwai setiap perilaku masyarakat Kabupaten Rokan Hilir khususnya jiwa religius.
Tombak, melambangkan kepahlawanan.
Lima Tiang Kayu, melambangkan potensi besar di bidang kehutanan dan juga mengandung arti bahwa terbentuknya Kabupaten Rokan Hilir merupakan buah perjuangan seluruh masyarakat yang pada saat berdirinya terdiri dari 5 (lima) kecamatan.
Tangki Minyak, melambangkan daerah industrian dan pertambangan, mengandung arti bahwa di daerah Kabupaten Rokan Hilir terdapat ladang-ladang minyak yang cukup banyak, serta sebagai daerah perindustrian dan pertambangan yang potensial. Potensi ini dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di Kabupaten Rokan Hilir.
Biduk, dengan haluan menuju ke depan, melambangkan arah pembangunan Kabupaten Rokan Hilir menuju kepada kemakmuran dan kejayaan seluruh masyarakatnya.
Jumlah 4 keping papan melambangkan bahwa tanggal 4 adalah tanggal berdirinya Kabupaten Rokan Hilir.
Riak (Gelombang Air), melambangkan wilayah Kabupaten Rokan Hilir dialiri oleh Sungai Rokan yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakatnya. Gelombang air ini terdiri dari 10 (sepuluh) riak, mengandung arti bahwa bulan Oktober tahun 1999 resmi terbentuknya Kabupaten Rokan Hilir.
Dua Ekor Ikan, melambangkan bahwa Kabupaten Rokan Hilir dikenal sebagai daerah penghasil ikan baik di darat maupun di laut.
Padi dan Daun Sawit, melambangkan kemakmuran, menggambarkan wilayah Kabupaten Rokan Hilir sebagai daerah yang subur di bidang pertanian dan perkebunan, suatu potensi yang cukup besar sehingga dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Jumlah 53 (lima puluh tiga) melambangkan bahwa Kabupaten Rokan Hilir terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 53 tahun 1999.
Tepak, melambangkan keramah-tamahan, kekeluargaan dan persahabatan, mengandung arti bahwa masyarakat Kabupaten Rokan Hilir dapat menerima siapa saja tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan demi pembangunan Rokan Hilir kedepan.
Pita dengan Tulisan Rokan Hilir, menunjukkan sebagai lambang Daerah Kabupaten Rokan Hilir.
Warna Hijau, warna tradisional masyarakat Melayu yang melambangkan harapan kemakmuran yang akan dicapai.
Warna Kuning, melambangkan kedaulatan, keagungan dan kemuliaan.
Bersambung, Wassalam..