NEGEKEO (NTT) – Bencana longsor terus mengancam masyarakat seiring meningkatnya curah hujan. Pada tahun 2015-2017 longsor adalah bencana yang paling mematikan. Artinya bencana longsor adalah bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa.
Jutaan masyarakat terpapar dari bahaya longsor dengan kemampuan mitigasi yang sangat minim. Itulah yang terjadi, saat hujan deras terjadi longsor dan akhirnya menimbulkan korban jiwa.
Bencana longsor kembali terjadi di Selalejo Timur Kecamatan Maponggo Kabupaten Negekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 12/11/2018 pukul 07.00 WITA.
Hujan deras yang berlangsung sejak Minggu malam hingga Senin pagi telah menyebabkan longsor menimbun 5 unit rumah. Tiga orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor yaitu Paulus Loi (70), Paulina Makmuku (45) dan Damanus Labo (25). Sebanyak 5 KK atau 22 jiwa terdampak longsor.
BPBD Kabupaten Nagekeo dan aparat setelah telah mengevakuasi korban. Bantuan disalurkan untuk korban terdampak.
Sementara itu pencarian korban longsor di Desa Sukamayu Mohili Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara yang terjadi pada 10/11/2018 pukul 08.45 WIB masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Dari 7 orang yang tertimbun longsor, satu orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sedangkan enam orang diduga masih tertimbun longsor.
Tim SAR gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat masih melakukan pencarian. Kendala di lapangan adalah jalan yang berlumpur, berbatuan dan bergelombang menyulitkan akses ke lokasi kejadian. Areal longsoran juga luas dan tebal. Alat berat diperlukan untuk membantu mencari korban.
Masyarakat dan Pemda dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi longsor. Peta daerah rawan longsor dapat diunduh di website Badan Geologi. Beberapa tips menghadapi longsor dapat diunduh di website BNPB.(rls)
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB