JAKARTA ~ Bahas strategi penanganan yang preventif dan mengupayakan solusi konkret, konstruktif, dan relevan sesuai dengan protokol kesehatan, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) gelar Seminar Nasional dengan mengusung tema “Solusi Daerah Zona Hijau Tanpa PSBB Skala Nasional”, Jum’at (8/5/2020).
Kegiatan dengan menghadirkan Affandi Ismail S.Pd. M.Pd. MA. M.Ud (Sekretariat PB-HMI Jakarta), sebagai pemateri I, dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta M Chozin Amirullah S.Pi. MAIA sebagai pemateri II, serta Dr. H. Misri Hasanto M. Kes (Dinkes Kepulauan Meranti, Riau) sebagai pemateri III itu diikuti peserta seminar dari Aktivis Pemuda skala nasional, Akademisi skala Nasional, Politisi, Pengusaha/Perusahaan dan beberapa Tokoh Nasional.
Menurut Ketum PB-HMI, Affandi Ismail, bahwa komitmen pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan Meranti, dr. H. Misri Hasanto M.Kes yang menjadikan Kabupaten Meranti steril dengan status zona hijau, meskipun dikelilingi daerah kabupaten, provinsi riau dan kepri dengan status zona merah dan diapit dua Negara singapura dan Malaysia yang terjangkit penularan covid-19.
“Saya juga mengapresiasi PB-HMI, Saddam Dewana dkk menginisiasi seminar nasional kegiatan positif, konstruktif, karna kita dapat mengupgred dan update wawasan kita terkait covid-19, saya kira dengan semangat pembaharu dapat membuat kajian dan diskusi lebih objektif, saya juga berterima kasih karena sudah mengundang senior M Chozin Amirullah S.Pi., MAIA EX ketum PB-HMI dan juga staff khusus gubernur dki Jakarta sebagai sharing informasi paling tidak bisa dikoparasikan dengan situasi kondisi objektif di dki Jakarta dengan daerah lain diindonesia”. Tutur Affandi Ismail yang juga Kandidat Doktor UNJ.
Lanjutnya, Poin penting bahwa seluruh elemen bangsa, pemerintah, aparat keamanan, kelompok-kelompok diluar struktur pemerintahan termasuk kader HMI, bahwa kita menghadapi 3 aspek tantangan, 1. Pada aspek kesehatan bagaimana kemudian segera memutus mata rantai covid-19, 2. Grafik covid-19 sampai diakhir bulan mei sesuai himbauan presiden, harus landai atau menurun dari sisi penyebarannya, 3. segi komitmen sampai pasca pandemi tidak mempengaruhi ekonomi secara signifikan. Melalui kegiatan seminar tadi maka seluruh kader-kader HMI yang tersebar di seluruh cabang se-indonesia agar memantau perkembangan pandemi covid-19.
Selain itu, dr. Misri Hasanto M.Kes mengatakan, kegiatan level nasional seperti ini patut mendapat apresiasi, karena selain sebagai silaturahmi juga sebagai ajang mencari solusi bersama skala nasional untuk kepentingan masyarakat seindonesia.
“Kita sangat mengapresiasi kegiatan ini dalam rangka silaturahmi level nasional mencari solusi bersama skala nasional disamping mencegah covid-19, juga kita menangani dampak social, akan melumpuhnya ekonomi masyarakat, akan menurunkan daya beli masyarakat dan ini juga harus diberikan treetmen berupa bantuan sosial, Alhamdulilah kabupaten kita mendapatkan pengakuan dari prof. dr bukhari PHd sekaligus pakar epidimologi internasional, tentunya ini adalah upaya bersama pemerintah kabupaten kepulauan meranti dan elemen masyarakat sehingga kita patut pertahankan, harapannya kabupaten, provinsi yang lain dapat melakukan kaji banding agar diindonesia aman dari pandemic covid-19. tutur Kadiskes Kepulauan Meranti dr. H. Misri Hasanto M. kes
Saddam Dewana S.Pd. M.Pd, yang bertindak selaku Moderator/Host pada kegiatan itu, menjelaskan kesimpulan seminar nasional itu, tentang materi Strategi Peran Serta Masyarakat Untuk Memutus Mata Rantai Penyebaran Virus Corona Di Indonesia, yang disampaikan oleh Ketua Umum PB-HMI, Affandi Ismail S.Pd.,M.Pd.,MA.,M.Ud (Sekretariat PB-HMI Jakarta).
Dan materi yang kedua disampaikan oleh staf khusus Gubernur DKI Jakarta, M. Chozin Amirullah S.Pi, MAIA, dengan judul Ancaman Krisis Ekonomi Indonesia Dalam Pusaran Badai Covid-19”. Sedangkan materi yang ketiga, dengan judul Peluang Dan Tantangan Kepulauan Meranti Dalam Penanganan Covid-19 Dan Upaya Bertahan Pada Zona Hijau Yang Dikepung Oleh Zona Merah, disampaikan oleh Kepala dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Riau Dr. H. Misri Hasanto M. Kes.
“Tantangan petugas gugus covid-19 juga harus preventif dan koretif terhadap ekpansi covid-19 agar tetap dalam posisi last (bertahan), kepulauan meranti sangat rentan penyebaran covid-19 sebab daerah maritim transit perdagangan, penumpang dari riau-kepri, kepri-riau yang berasal dari luar negeri. Bahkan puluhan ribu masyarakatnya TKI di Negara tetangga Malaysia dan singapura tapi uniknya masih dalam zona hijau dan tidak masuk dalam kriteria PSBB. Secara pribadi saya menilai Petugas Covid-19 Kepulauan meranti layak diberikan prestasi karna telah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat keamanan, kenyamanan, ketentraman didaerah selama 3 bulan terakhir sejak isu virus ini meluas. Maka kegiatan seminar nasional ini layak untuk dijadikan tema sekaligus solusi konkret skala nasional yang mungkin kasusnya sama dengan daerah lain”. tutupnya. **(Red).