ROKANHILIR – Masyarakat Kecamatan Pekaitan di Empat (4) Desa sangat kecewa atas dugaan kelalaian mengakibatkan tertabraknya tiang induk pinggir Jembatan Pedamaran II. Kekecewaan masyarakat meluap atas dilarangnya truk prah muatan sawit melintas jembatan itu.
“Kami sampai saat ini masih berhutang budi sama Atok Anas Maamun, karena jembatan panjang 1 Kilo (1000 Meter) lebih dibangun untuk akses kami dulu sebagai masyarakat terisolir,” ujar Utem, saat berbicang kepada awak media ini dilokasi kejadian, Rabu (8/9).
“Dan dengan adanya jembatan ini, kini kami sangat mudah mengeluarkan hasil pertanian kami untuk dijual kepasar dan pabrik,” tambahnya.
Kerugian masyarakat sangat jelas dikejadian ini, tertabraknya salah satu tiang induk jembatan pedamaran II, diduga oleh kapal ponton angkutan material milik PT. Dian Restu Anugrah, masyarakat 4 Desa di Kecamatan Pekaitan pasrah dan harus menelan pil pahit atas ulah kelalaian oknum kontraktor.
“Kami masyarakat kecil sudah pasrah dan gak tau harus berbuat apa. Kehancuran dan kerugian soal hancurnya harga hasil pertanian kami, biarlah kami pasrahkan sama Yang Maha Kuasa,” eluhnya.
Untuk diketahui, Bupati Afrizal Sintong bersama pihak PUPR Rohil dan Camat Pekaitan pada Selasa (7/9/21) telah turun kelapangan menijau kondisi kejembatan pedamaran II yang diduga tertabrak kapal ponton muatan bahan batu kerikil milik PT. Dian Restu Anugrah, proyek dari Provinsi Riau itu untuk peningkatan Jalan Bagan Siapi-api ke Teluk Piyai.
Sementara itu, menurut keterangan pihak Kontraktor (PT. Dian Restu Anugrah), Santos dilokasi kejadian, dirinya sudah berkordinasi dengan pihak Pemda Rohil dan pihak PUTR Provinsi Riau. Yang mana, mereka tengah menunggu tim ahli teknis untuk menghitung atau memperbaiki jembatan itu.
“Kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Kita juga akan menunggu tim ahli turun kesini (Pedamaran II,red),” ujarnya.
Sampai berita ini diterbitkan hari ini Rabu (8/9), Camat, Kapolsek Bangko, jajaran Kodim 0321, Kontraktor, Konsultan dan PPK dari PU Provinsi Riau terlihat sibuk dan melihat kondisi jembatan yang diduga ditabrak kapal ponton muatan material batu milik PT. Dian Restu Anugrah.
Dan diareal kejadian, dari hari Selasa sampai hari ini Rabu, polisi line tidak ada terlihat terpasang atau menggarisi wilayah kejadian. Sementara, tempat penumpukan bahan material yang berada ditempat Pulau Pedamaran dan lokasi kejadian juga tidak ditemukan pilisi line.
“Kalau soal pemasangan Polisi line, coba koordinasi keatasan saja ya,” kata Kapolsek Bangko.** (Bersambung)
Laporan by: Mmd
Editor by: Ram/Gp2