ROKANHILIR – Viralnya Jembatan Pedamaran II yang ditabrak Kapal Ponton bermuatan penuh batu kerikil pecah milik PT. Dian Restu Anugrah sampai juga ketelinga mantan Bupati Rohil H. Anas Maamun. Ia pun berang setelah beredarnya berita tentang kejadian tersebut.
“Itu jembatan Pedamaran I dan II kita bangun untuk masyarakat terisolir guna mempermudah akses pertanian mereka. Malah sekarang, kenapa yang dikorbankan masyarakat, padahal yang salah pihak kontraktor karena tidak hati-hati dalam bekerja,” ujar Atok Anas, saat dikonfirmasi awak media ini, Rabu (8/9) via selulernya.
“Itu Kontraktornya wajib mengganti kerusakan jembatan itu dan secepatnya mengembalikan seperti semula, bila perlu kerugian soal warga atas kejadian itu, Bupati menyuruh kontraktor untuk membayar dampak kerugian petani yang ditimbulkan dari kelalaiannya,” urai Atok Anas.
Sebagai tokoh masyarakat Rohil, Atok Anas sangat perihatin dan miris atas musibah yang sangat merugikan warganya. Karena, dibangunnya jembatan Pedamaran I dan II muri untuk kepentingan warga guna membuka akses daerah terisolir untuk berkembang.
Berita Terkait :
“Jalan itukan jalan menuju lintas pesisir. Kalau faham soal inprastruktur, jalan pesisir itu bisa menghubungkan antara Kabupaten Rohil dan Sumatra Utara Kabupaten Tanjung Balai,” kata Atok Anas
Wajar saja, jika Atok Anas yang dijuluki masyarakat Rohil ‘Bapak Pembangunan Rohil’ itu turut berang atas kejadian yang diduga dari kelalaian pihak kontraktor yang gagal faham membaca alam Sungai Rokan. Karena, arus Sungai Rokan terbilang laju (deras) jika arus pasang dan balik.
Bahkan, lanjut Atok Anas, abrasi yang ditimbulkan arus pasang surut air laut sungai rokan sangat kuat dan bisa mengikis bibir sungai. Dan Bono (Ombak) yang dihasilkan dari air pasang bisa tinggi mencapai 1 atau 2 Meter.
“Jangan sembarangan jika membangun menggunakan jalur laut apa lagi sungai Rokan. Seharusnya, pihak kontraktor menghadirkan tenaga-tenaga ahli yang bersekil dan faham alam setempat dalam menjalankan proyeknya itu, bukan yang abal-abal,” kata Atok.
Maka dari itu lanjut Atok Anas, Bupati Rohil dan jajaran harus berani tegas terhadap kontraktor yang kerjanya lalai. Bila perlu, Bupati langsung mengawasi kerjaan itu agar dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat banyak.
“Saya dulu selalu turun langsung kelapangan memantau kerja para kontraktor, tak ku peduli siapa kontraktornya. Kontraktor ini kalau tak diawasi kerjanya, tahu sama tahulah,” geram Atok, soal kerusakan Jembatan Pedamaran yang menjadi salah satu “Icon” kebanggaan Kabupaten Rohil.
Sementara, pemuda Rohil yang juga pemerhati daerah dan tenaga kerja menilai, kelalaian yang menyebabkan kerugian masyarakat bukan masyarakat yang harus dikorbankan. Karena, sebelum ada kejadian penabrakan salah satu tiang jembatan Pedamaran II, akses masyarakat selalu lancar tanpa ada kendala saat melintas dikedua jembatan itu.
“Jangan dikorbankan masyarakat lah, lalai atau pun kesalahan dalam menjalankan kegiatan proyek, kontraktor harus bertanggung jawab. Jangan masyarakat yang dirugikan dan dikorbankan. Pemerintah daerah harus jeli membaca situasi ini,” kata Anda H, kepada awak media ini.
“Ini bukan membahas soal kerusakan jembatan dari kelalaian, tapi kita lebih membahas dampak kerugian masyarakat. Jika akses petani tertutup, maka berapa banyak kerugian yang harus mereka tanggung. Sekali lagi, Pemkab Rohil harus lebih peka terhadap masyarakat bukan memberi iba kepada kelalaian pihak kontraktor,” tandasnya.
Pernyataan Atok Anas dan Anda meluap atas terjadinya kecelakaan yang dinilai dari kelalai pihak kontraktor PT. Dian Restu Anugrah. Kini beredar soal larangan truk membawa buah sawit milik warga Kecamatan Pekaitan menjardi momok menakutkan bagi warga.
Apa lagi solusi yang ditawarkan membuat 2 kali biaya pelangsiran dari mobil kecil ketruk. Sudah tentu, warga atau pentanilah yang akan dirugikan akibat kerusakan jembatan Pedamaran II dari dugaan kelalaian pihak kontraktor.** (bersambung)
Laporan by: Mmd
Editor by: Rmd/Gp4