MERANTI – Juru bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Riau, Dr. Indra Yovi Sp.P(K), berikan bimbingan dan pencerahan bentuk penanganan serta pelayanan terhadap Pasien Dalam Pemantauan dan Pasien Positif corona, kepada petugas medis RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti, Senen (1/6/2020).
Menurutnya meranti harus secepatnya mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan perkembangan wabah ini kedepannya, terutama persiapan penampungan bagi para pasien, dikatakannya juga persiapan itu juga tidak perlu harus muluk-muluk, namun memadai.
“Badai pandemi covid ini bukan hanya berlangsung satu atau dua bulan, tetapi akan berlangsung sampai vaksinnya ditemukan, dan dari 42 study yang berupaya menemukan vaksin diseluruh dunia, hanya ada 6 study yang diakui WHO menjadi kandidat vaksin, dan dari enam itu mengerucut jadi 2, kemungkinan vaksin ini akan ditemukan pada 2022 mendatang, jadi diperkirakan kita akan hidup berdampingan bersama covid satu setengah tahun kedepan”. Ucap Indra Yopi.
Selain itu dijelaskannya juga, terkait sulitnya masalah pendeteksian pasien saat ini, hal ini dikarenakan beberapa sebab, terutama masalah tingkat trauma masyarakat, untuk itu dia berharap para petugas tidak boleh ragu dalam mengambil keputusan, dan tidak lagi mengenal istilah Orang Tanpa Gejala (OTG), dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).
“Bila ada orang yang diduga terinfeksi, maka segera lakukan pemeriksaan swab, dan bila 2 atau 3 kali swab tetap negative, maka segera dinyatakan negatif”. Tambahnya.
Lebih lanjut Indra Yovi menjelaskan, penanganan antisipasi penyebaran Covid-19 di Riau sudah cukup baik, bahkan sudah mendekati normal, hal itu bila mengeluarkan kasus Cluster Magetan dan Sukabumi, namun diharapkannya status yang dimiliki hari ini tetap dapat dipertahankan.
Ungkapan itu juga didukung oleh Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kepulauan Meranti, menurut dr. Misri Hasanto M.Kes, meskipun saat ini tidak ada peningkatan ketara covid-19 dimeranti, namun persiapan dini sangat perlu dilakukan, hal itu mengingat sulitnya jarak tempuh didaerah ini.
“Dari 12 kasus yang positif dimeranti, sembuh 2 orang dan masih dirawat 10 orang, yaitu 9 di RSUD 1orang di Puskesmas, yang sedang ditangani saat ini berasal dari Kecamatan Tasik Putri Puyu cluster Magetan dan Sukabumi, dikarenakan jarak tempuh nya cukup jauh dari RSUD, keluarga mereka yang seharusnya melakukan isolasi mandiri dirumah, kita inapkan di BLK yang dalam rangka pemantauan, walaupun ruangan tersebut direncanakan sebagai antisipasi pasien yang sewaktu-waktu bertambah”. Kata dr. Misri.
Diakui Kadiskes lagi, pihaknya telah melakukan pendeteksian dan mengantisipasi wabah tersebut jauh sebelum ini, yaitu disaat mula penyebarannya di Wuhan China pada januari lalu, dan hal itu juga membuat Kepulauan Meranti tetap stabil jika tidak menghitung cluster magetan dan Suka Bumi.
“Kita sudah memperhitungkan penyebaran wabah ini sejak perayaan imlek lalu, yaitu dimana daerah ini menjadi pusat festival Cian Cui, yang mana kita dihadapkan dengan dilema simalakama, yaitu sangat tidak mungkin untuk membatalkan festival yang mejadi event daerah tersebut”. Sebut dr. Misri.
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Daerah yang dalam hal ini diwakili Assisten III Setdakab kepulauan Meranti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang saling bersinergi dan berperan aktif dalam penanganan wabah ini, dia berharap ini menjadi pembelajaran berharga bagi Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Kita berharap kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi kawan-kawan dimeranti, dan semoga kita dapat segera mengentaskan masalah ini, agar tidak mewabah kekecamatan lain, karena tingkat trauma masyarakat dengan wabah ini berdampak pada mobilitas penduduk”. Pungkas Asrorudin. **(Red).