||JAKARTA•{GPC}|| ~ Menurut laporan dari Cybersecurity Ventures, kerugian akibat kejahatan siber secara global diperkirakan mencapai $10,5 triliun pertahun pada 2025, naik dari $3 triliun pada 2015.
Sementara itu, data dari CoinWire menunjukkan bahwa volume perdagangan kripto global diperkirakan akan mencapai $108 Triliun pada tahun ini (2024,red) dengan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna.
Hal ini mencerminkan pertumbuhan industri kripto yang semakin mendapat tempat dipasar global, sehingga keamanan siber menjadi faktor kritis yang harus diperhatikan oleh semua platform perdagangan kripto.
Certik Skynet, lembaga pemeringkat keamanan siber terkemuka, menempatkan salah satu platform crypto exchange dari Indonesia, INDODAX, pada peringkat 13 Dunia untuk keamanan siber berkat teknologi dan prosedur pengamanan yang ketat.
INDODAX juga merupakan satu-satunya platform crypto exchange dari Indonesia yang masuk dalam predikat “A” untuk security score. Dalam konteks ini, peringkat tinggi INDODAX dalam keamanan siber menunjukkan langkah-langkah dan investasi pada teknologi keamanan ketat yang diambil untuk melindungi aset dan data pengguna, terutama mengingat potensi kerugian akibat kejahatan siber yang meningkat.