ROKANHILIR – Membangun jembatan di wilayah lahan gambut semestinya menggunakan perencanaan yang sangat matang. Jika membangun dengan kemauan tanpa perencanaan yang matang, maka akan sia-sia bangunan yang menelan anggaran sampai Puluhan Miliar di lahan gambut.
Hal tersebut di ungkap Ketua DPC Gabungnya Wartawan Indonesia (GWI), Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) saat meninjau lokasi Jembatan Parit 7 (Tujuh) yang dibangun menggunakan dana APBD DAK. Bahkan, sampai saat ini, jembatan tersebut sedang viral diberbagai media sosial.
“Sangat miris kita melihatnya. Kenapa anggaran sebesar itu, pekerjaannya seperti ini,” kata Bertuah Manullang, di lokasi jembatan Parit 7, Rabu (15/5), sembari tercengang.
Kemirisan tersbut, sambung Gondrong, sapaan akrab Ketua DPC GWI Rohil, di ketahui pekerjaan pembangunan jembatan Parit 7, usianya masih seumur jagung (Baru selesai sekitar setengah tahun lalu). Namun, di beberapa bagian kondisi jembatan tersebut sudah mengalami kerusakan yang cukup serius.
“Bagian bahu jembatan penyambung ke-Oprit sudah terlihat rusaknya cukup memprihatinkan, dan di lokasi jembatan terlihat bertaburan batu split menandakan dugaan pemeliharaan,” kata Ketua DPC GWI Rohil, menyambungkan.
“Penimbunan tanah di bagian sisi turap pun masih terlihat kosong dan masih banyak yang belum di timbun tanah merah,” ungkap Gondrong.
Jika pembangunan jembatan seperti ini, tentulah sangat di sayangkan. Dana APBD maupun APBN sejatinyanya uang rakyat yang dikembalikan kerakyat demi pencapaian kesejahteraan masyarakat baik melalui prasarana infrastruktur dan kegiatan lainnya yang langsung bersentuhan ke masyarakat.
Kehadiran DPC GWI Rohil, sebagai pegiat sosial kontrol, dan juga salah satu piral peranan publikasi pembangunan demokrasi Indonesia, ingin memberi nuansa baru sekaligus menjawab tantangan masyarakat yang saat ini minim kepercayaan terhadap independensi media.(gp3)
Bersambung..