JAKARTA – Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terlihat antusias mengikuti pemaparan dan diskusi mengenai pengelolaan hutan lestari dan proses pembuatan kertas yang dilakukan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)dalam acara Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE) 2016, Kamis (14/4) di Jakarta Convention Center, Jakarta.
RAPP yang merupakan anggota APRIL Group berpartisipasi dalam pameran dan forum perubahan iklim yang digelar selama 4 hari tersebut. Acara dibuka oleh Utusan Khusus Presiden Untuk Perubahan  Iklim Rachmat Witoelar dan diikuti oleh berbagai perusahaan berbasis sumber daya alam, serta instansi pemerintah. Ribuan pelajar dari mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi juga ikut ambil bagian dalam acara tersebut
Selain berpartisipasi dalam pameran, RAPP juga memberikan sosialisasi dan edukasi kepada sekitar 150 mahasiswa oleh Direktur April Group Kusnan Rahmin dan Technical Sales Manager APRIL Susie Soetanto.
Kusnan Rahmin menjelaskan mengenai proses pengelolaan hutan lestari yang dilakukan RAPP hingga menjadi produk kertas dan bubur kertas dengan ramah lingkungan. Menurut Kusnan APRIL Group yang mengelola lahan konsesi 450.000 hektare lahan di Riau telah melakukan penanaman hampir 300 juta pohon per tahun. Pohon tersebut ditanam untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp dan kertas.
”Dari jumlah itu kami juga mengelola 250.000 hektare lahan hutan dengan nilai konservasi tinggi,” ujarnya.
Kusnan menjelaskan seluruh proses penanaman hutan yang dilakukan APRIL Group sudah memenuhi aturan standar yang berlaku secara internasional. APRIL juga melakukan daur ulang dalam setiap proses produksi sehingga tidak menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Dalam forum diskusi tersebut, para mahasiswa juga mempertanyakan mengenai pembukaan lahan dengan cara dibakar dan serta penggunaan kertas sebagai sumber pencemaran lingkungan.
Menurut Kusnan, membakar dan merusak lahan justru sangat merugikan perusahaan. Apalagi RAPP merupakan perusahaan yang menggunakan tanaman sebagai bahan baku. ”Jadi setiap bagian dari pohon itu bernilai tinggi, bisa diolah. Jika lahan terbakar kami justru mengalami kerugian besar. Jadi hutan itu pasti kami jaga dengan baik,” katanya.
Kusnan juga menjelaskan jika produk kertas dengan merek PaperOne yang dihasilkan APRIL Group sangat ramah lingkungan dibandingkan produk-produk elektronik yang berbahan dasar plastic. Menurutnya, kertas akan mudah terurai secara alami di dalam tanah dalam jangka waktu sebentar karena bahan baku kertas seluruhnya dari serat kayu.
”Jika ponsel, televisi dan produk elektronik lainnya tentu akan sulit terurai secara alami jika sudah tidak digunakan lagi,” jelasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Utusan Khusus Presiden Untuk Perubahan  Iklim Rachmat Witoelar, mengatakan kegiatan tersebut digelar sebagai tindak lanjut dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim di Paris pada akhir tahun lalu. Komtimen KTT Paris harus dilakukan secara bersama dan melibatkan semua pihak.
”Kita melibatkan generasi muda karena mereka yang akan meneruskan massa depan dunia ini. Untuk itu kami mengajak para siswa dan mahasiswa dalam kegiatan edukasi ini,” jelasnya.
Adapun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam sambutan tertulisnya mengatakan salah satu tujuan KTT Paris juga menekan kenaikan suhu global di bawah 2 deracat celcius. Kenaikan suhu hingga 2 derajat celcius akan menyebabkan bencana, rawan pangan, dan kelangkaan air bersih.Â
”Untuk itu salah satu topik kita dan langkah kita adalah kampanye di bawah 2 derajat celcius,” ujarnya. ***