DURI – Gonjang ganjing isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada seribuan buruh di Duri, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Riau membuat para pelaku usaha tekstil gundah. Pemilik usaha tekstil juga sudah mempersiapkan nama-nama pekerja mereka yang akan dirumahkan.
“Isu PHK massal ini juga berdampak pada kami pengusaha tekstil. Saya juga sudah berniat memangkas jumlah anggota. Saat ini ada 12 tenaga penjahit dan 5 tenaga penggunting kain. Mungkin untuk menjahit saya kurangi 5 orang dan yang menggunting 3 orang,” kata Yurnis pemilik usaha Tekstil di Duri kepada GoRiau.com, Rabu (13/4/2016).
Dikatakan Yurnis, meski PHK massal itu belum terjadi, jumlah pemesanan baju kerja karyawan Migas di Duri sangat jauh menurun dalam 3 bulan terakhir ini. Biasa dalam sebulan itu pemesanan bisa mencapai 5000 sampai 7000 an, saat ini 2000 an saja tidak sampai jumlah pesanan yang masuk.
“Sekarang ini sudah banyak perusahaan yang habis kontrak kerjanya di CPI. Biasanya kalau dapat project baru itu, bisa memesan baju mencapai seribuan. Sekali 3 bulan sudah pesan lagi dua kali lipat dari pemesanan pertama. Wajar jika saya mempekerjakan banyak tenaga penjahit dan penggunting,” ujar Yusnir lagi.
Dari turunnya jumlah pemesanan jahitan akhir-akhir ini, Yusnir mengaku tidak dapat menutupi biaya operasional sehari-hari termasuk untuk gaji 17 penjahit dan penggunting kain pada usaha tekstilnya. Bisa dibilang, perusahaan security saja sudah jarang memesan baju seragam kerja yang baru.
“Meskipun sudah saya anggap keluarga, namun saya tetap harus mengurangi jumlah karyawan saya demi mempertahankan usaha tekstil ini. Paling tidak lepas dari saya, mereka bisa membuka usaha jahit sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari,” tutup Yurnis yang enggan nama usahanya disebutkan. ***
goriau.com