Menolak Di Konfirmasi, Oknum Ketua P2S Akui Tidak Tau Apa-apa

MERANTI – Selaku ketua panitia Pelaksana Pembangunan Sekolah (P2S), Oknum guru di Sekolah Dasar Negeri 18 Telaga Baru Kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, Romadhan akui dirinya tidak tau apa-apa tentang dua jenis pembangunan yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), yang sedang dilaksanakan di sekolah tersebut.

Hal ini disampaikan langsung melalui sambungan telepon ketika dikonfirmasi terkait kegiatan Pembangunan Rehabilitasi Jamban Siswa/Guru dengan tingkat kerusakan sedang atau berat beserta sanitasinya, dengan anggaran sebesar Rp. 28.500.000, dan Rehabilitasi Ruang Guru dengan tingkat kerusakan sedang atau berat beserta perabotnya, dengan anggaran sebesar Rp. 99.750.000.

“Saya tak tau apa-apa soal itu, kalau mau jelas tanyakan saja sama kepala sekolah pak”. Ucapnya pada Sabtu tanggal 11 Juli 2020.

Selain itu Romadhan juga terkesan menolak dan enggan memberikan keterangan lebih lanjut ketika ingin dikonfirmasi terkait pembangunan yang diduga terdapat kejanggalan dalam pelaksanaannya, yaitu seperti pada pembangunan Rehabilitasi Jamban Siswa/Guru dengan tingkat kerusakan sedang atau berat beserta sanitasinya.

“Oo, bapak wartawan ya, cari sekolah lain aja pak, jangan sekolah itu”. Ucapnya sembari mematikan ponselnya

Dari hasil pantauan dilapangan, terlihat jelas kerusakan parah pada bangunan jamban Siswa/Guru itu adalah kondisi bangunannya yang sudah amblas dan miring, namun yang dilakukan rehabilitasi hanya penggantian atap, closed, plafon dan cat tembok, sedangkan kondisi bangunan yang miring tidak termasuk dalam perehaban, meskipun hal itu terlihat tidak layak pakai.

Hal ini juga diakui pekerja dilapangan, bahwa dengan upah sebesar 14.000.000 untuk dua bangunan, dikatakannya tidak termasuk memperbaiki bangunan yang miring, meskipun pada gambar dipapan informasi terlihat bangunan tersebut tidak miring.

“Yang kami kerjakan hanyalah mengganti atap, closed, plafon dan mengecat, tidak memperbaiki bangunan yang miring ini”. Ujar salah seorang pekerja.

Sementara itu kepala sekolah yang dikonfirmasi terkait apa saja yang dibelanjakan terhadap dana sebesar 28.500.000, itu mengatakan, rehabilitasi tersebut hanya memperbaiki atap lantai plafon dan closed, ketika ditanya jumlah biaya yang dikeluarkan kepsek meminta untuk melihat dipapan informasi.

“Bangunan yang condong itu tak bisa diperbaiki, dan tidak bisa diluruskan, memang tak ade perbaikan itu”. Ucapnya Sabtu (8/8/2020).

Selain itu ketika ditanya tentang rincian belanjanya kepsek tidak mau menjelaskan, dan dia hanya mengatakan untuk rehab itu rinciannya tak ada. **(Red).