Plt. Gubkepri, Ubah Nama Jembatan Anak Tiri Menjadi Jembatan Emas

LINGGA – Dalam menghadiri serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan penghubung Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga, Plt. Gubernur Kepulauan Riau, (Kepri) Isdianto, menggantikan nama jembatan anak tiri itu menjadi jembatan emas, Minggu (21/6/2020).

Tampak hadir dalam mengikuti acara tersebut, Bupati Lingga Alias Welo, Wakil Bupati M. Nizar S.Sos, Ketua DPRD Ahmad Nashiruddim, Kapolres Lingga AKBP Boy Herlambang, Danlana Dabo Singkep Letkol Laut (P) Zul Fahmi, SE. M. Tr. Hanla, MM. Kajari Imang Job Marsudi, Sekretaris Daerah H.TS. Arif Fadillah, Kadis Kesehatan Tjetjep Yudiana, Kadis PMD dan Catatan Sipil Sardison, Plt Kepala BPBD Budiarto, Tenaga Ahli Gubernur H. Saidul Khudri dan H. Herizal Hood serta sejumlah Tokoh Masyarakat.

Dikatakan Bupati Lingga, Alias Welo pembangunan jembatan penghubung dengan ukuran 200 x 4,5 meter yang dilaksanakan dengan APBD Kepri Tahun 2020 sebesar Rp 22,5 miliar itu sudah lama dinantikan, karena jembatan tersebut menjadi akses alternatif utama masyarakat dalam menjalankan aktifitas keseharian.

“Setelah sekian lama menanti dan sudah lama diharapkan, akhirnya jembatan Anak Tiri (jembatan kayu di Desa Marok Tua) ini, dengan sentuhan Bapak Gubernur Isdianto disebut jembatan emas, karena inilah jembatan terpanjang di Kabupaten Lingga”. Kata Alias Welo.

Dia menyebutkan, pembangunan jembatan tersebut sudah bertahun-tahun diusulkan ke Pemprov Kepri, namun setelah Isdianto menjabat Plt Gubbernur Kepri, baru terealisasi pembangunannya.

“Kita menyadari betul tantangan yang ada bagi Pemda Lingga untuk membangun disegala bidang dengan keterbatasan anggaran yang ada, oleh karena itu kita patut berterimakasih kepada Pemprov Kepri yang terus membantu Kabupaten Lingga dalam mewujudkan pembangunan, khususnya jembatan Marok Tua ini. Semoga dengan adanya jembatan ini dapat lebih memacu gerak ekonomi di Lingga”. Tambah Bupati.

Sementara itu, Plt. Gubernur Kepulauan Riau mengatakan, saat ini pembangunan di daerah terus dimaksimalkan, bahkan sudah menjangkau daerah-daerah perbatasan, karena akses ke Kecamatan di pelosok dan perbatasan harus bisa berjalan dengan lancar.

“Kita tidak akan membiarkan masyarakat terhambat aktifitasnya hanya karena masalah infrastruktur, untuk itu pembangunan jalan dan jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat akan digesakan”. Papar Isdianto.

Dilanjutkannya lagi, jika akses infrastruktur berupa jalan jalan dan jembatan mendukung, tingkat perekonomian masyarakat akan tumbuh dengan baik, karena transportasi menjadi sarana utama akses keluar masuknya suplay barang baik dari maupun keluar wilayah tersebut.

“Pembangunan jembatan penghubung ini, sebelumnya sempat dialokasikan pada anggaran APBD 2019 lalu, namun proyek tersebut gagal lelang, kemudian dianggarkan kembali pada APBD tahun 2020 ini dengan Rp.13 miliar lebih dan tambahan sekitar Rp. 8 miliar pada APBD-P, dengan anggaran yang telah dialokasikan ini kita dorong OPD terkait yang mengerjakan pembangunan jembatan ini agar segera diselesaikan sebelum penghujung tahun 2020, sehingga dapat segera dimanfaatkan masyarakat”. Lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur juga berharap pembangunan infrastruktur di Kepri dapat dilaksanakan secara merata, karena wilayah yang terdiri dari pulau-pulau perlu dilakukan konektivitasnya guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“Saya harap kedepan pembangunan di wilayah Kepri akan semakin merata karena masih banyak daerah-daerah lain yang pasti sangat menanti ketersambungan/konektivitas wilayah dengan sarana dan prasarana yang baik terutama di daerah terpencil, daerah perbatasan, pulau-pulau maupun desa-desa”. Pungkas Plt. Gubernur. **(Ijal)
Editor: GP2.