ROKANHILIR – Persoalan asap karena akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, terus menjadi momok menakutkan setiap tahunnya.
Memasuki musim panas ini, tentu seluruh jajaran baik dari TNI, Polri, BNPB, Basarnas dan Relawan Tim Satgas Api dari berbagai perusahaan serta masyarakat peduli api termasuk APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Riau, terus melakukan pemantauan lokasi-lokasi rawan Karhutla di wilayah masing-masing,
Bahkan, seluruh jajaran pemadam Karhutla kerap berjibaku dilahan yang terbakar dengan segala resiko pantang menyerah dengan Karhutla. Hal itu dilakukan, agar api padam sehingga asap tidak menyelimuti wilayah administrasi kerja masing-masing.
“Tim Satgas Tanggap Api Apkasindo DPD Rikan Hilir, mulai Rabu 18 Maret 2020, resmi membubarkan diri,” demikian kata Zulkifli, kepada awak media ini, Selasa (17/3).
Alasan kenapa dibubarkan lanjut Zul, sapaan akrab Ketua Tim Satgas Tanggap Api Apkasindo DPD Rokan Hilir, Tim tersebut menurutnya tidak mungkin bekerja tanpa sarana dan prasarana yang mendukung, sementara medan areal lahan terbakar adalah lahan gambut yang diketahui susah untuk dipadamkan.
“Buat apa kita bentuk tim jika tim hanya sekedar nama dan sebagai pelengkap. Yang jelas tim Satgas Api Apkasindo minim peralatan, hanya ada 1 mesin, 100 meter selang dan 20 sepatu safety dan baju seragam,” kata Zul.
Diuraikan Zul sebelumnya, memang Relawan Tim Satgas Api Apkasindo yang semua DPD Apkasindo dihimbau oleh Ketua DPW Riau Santa Buana, untuk membentuk Tim Satgas Karhutla dan mendukung Tim Satgas Karhutla Kabupaten dan Kota se-Riau.
Saat pembentukan Relawan Satgas Karhutla Apkasindo Rohil dihadiri langsung Ketua Umum DPP Apkasindo, Ir. Gulat Manurung, MP., C.APO, saat pembentukan Satgas Karhutla Apkasindo Rohil tersebut, Gulat menghimbau dan berharap kerjasama dan Partisipasi Petani Swadaya, Koperasi, Kelompok Tani dan Korporasi untuk memperkuat Tim Satgas Karhutla Apkasindo Rohil ini.
Hal ini dibenarkan oleh Gulat, bahwa perhatian khusus untuk Kabupaten Rokan Hilir memang menjadi attensi, karena Kabupaten Rohil salah satu Kabupaten yang rawan Karhutla.
Harapannya adalah teman-teman Petani, baik itu Kelompok Tani, Koperasi dan Korporasi khususnya PKS (Pabrik) yang tanpa Kebun, berkenan bahu membahu-untuk memikirkan sarana dan prasarana Tim Satgas Karhutla Apkasindo di seluruh Indonesia perwakilan Apkasindo, 22 Provinsi dan 117 Kabupaten.
Terkhusus Rohil lebih berharap banyak karena cukup banyak kebun Petani yang sudah berkelompok, tapi sangat disayangkan hal itu tidak mendapat tanggapan dan dukungan dari teman-teman Kelompok Tani dan Korporasi (Perusahaan kebun sawit maupun PKS) sebagaimana di harapan.
“Hanya dua kelompok tani yang respon akan Tim Satgas Karhutla bentukan DPW Apkasindo Riau ini,” ujar Gulat melalui sambungan Telepon, Rabu (18/3).
Saat ditanya siapa kedua kelompok tani tersebut Gulat enggan menyebutkan namanya.
Seiring Berjalanya waktu lebih kurang sebulan, Zul dan tim kerap bertanya-tanya apakah hanya sekedar nama atau betul tim yang riil di lapangan tim satgas api Apkasindo ini? Tanya Zul.
Diakui Zul, bahwa tidak sedikit biaya dan tenaga yang dibutuhkan untuk eksisnya Tim Satgas Karhutla Apkasindo Rohil ini, dan yang memberi perhatian terhadap Tim Satgas Karhutla Apkasindo Rohil ini hanya Ketum DPP Apkasindo, Pak Gulat, yang lainnya pada tiarap dan menonton,” ujar Zul.
“Kita ingin membantu padamkan api dan dilengkapi segala peralatannya. Jangan sudah terbentuk terus kita pulak minta bantu kesana kemari,” ujar Zul lebih lanjut.
“Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Ketum DPP Apkasindo, Ketua DPW Riau, Bupati Rohil Suyatno, Dandim Rohil Letkol Arh Agung Rahman, Kapolres Rohil Akbp Mhd Mustofa, Kepala BPBD Rohil Hari Darma, yang sudah berupaya seoptimal mungkin memberi perhatian dan dukungan untuk Satgas Karhutla Apkasindo Rohil. Dengan berat hati Satgas ini kami bubarkan,” tandas Zul.**
Laporan by: Rahma
Editor by: Mmd