Udara Dihirup Mulai Terasa Dengan Asap, Kondisi Nelayan Pun Kurang Baik

ROKANHILIRUdara bercampur asap kini semakin terasa untuk dihirup diwilayah Ibu Kota Bagansiapi-api, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), meski jarak pandang masih dalam keadaan normal dan aktivitas masyarakat masih seperti biasa. Namun yang berbeda sinar mentari senja pun tidak seperti biasanya.

Malah, yang mengalami dampak kurang baik, terjadi pada mata pencarian sebagai Nelayan Tradisionil yang dikarenakan asap cukup tebal dan jarak pandang paling jauh berkisar Lima Puluh (50) sampai Seratus (100) Meter saja.

“Kalau sekarang kita kelaut tidak bisa seperti biasanya. Sebab kalau dilaut sana dengan kondisi cuaca seperti ini, jarak pandang terjauh hanya berkisar 100 Meter saja. Ini sangat membahayakan bagi nelayan,” kata Kantan (33), warga nelayan, Bagan Hulu, Kamis (16/8/18) saat bincang-bincang dengan awak media ini.

Dijelaskan lagi, terparahnya saat ini para nelayan hanya mengandalkan lampu Fishnet Sights (lampu kelap kelip) walau disiang hari. Kalau malam hari, maka semakin parah dan jarak pandang bisa 10 sampai 20 Meter.

“Hanya itu kode bagi kita para nelayan. Bagi nelayan yang nekat untuk berpindah-pindah areal harus mengemudikan sampanya dengan hati-hati,” ujarnya dan menyambungkan.

Rawan menabrak tiang bubu juga menjadi ancaman terbesar bagi nelayan yang ingin berpindah posisi, sebab dengan jarak pandang yang dinilai cukup pendek bisa terjadi hal yang tidak diinginkan atau menabrak.

Karena, lanjutnya, ketika air pasang, tiang bubu yang berada dilaut sana hanya menyisakan ujung tiang yang tidak akan bisa terlihat dengan kondisi cuaca yang berasap saat ini,” eluhnya.

Dengan kondisi cuaca saat ini, sebahagian nelayan ada yang tetap nekat kelaut dan juga ada yang tidak kelaut. Bagi yang nekat, karena tidak ada pilihan lain selain kelaut guna menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.(gp4)