Tradisi Turun Temurun Sembahyang Sayur di Bagan Siapiapi

Pekong Sayur Pagoda (Hunbusan Tao Bo King), di Bagan Siapiapi


ROKANHILIR | Walau dimasa pandemi Covid 19, perayaan Sembahyang Sayur (Vegetarian) di Pekong Sayur Pagoda (Hunbusan Tao Bo King), berjalan hikmat dan lancar. Berbagai rangkaian protokoler kesehatan terus diterapkan selama 9 (Sembilan) hari kedepan.

“Kita telah terapkan aturan protokoler kesehatan dimasa pandemi menuju New Normal. Kita melibatkan berbagai unsur pihak Kecamatan dan jajaran-jajaran lainnya,” kata Awi Oliong, kepada awak media ini, di Pekong Pagoda, Jalan Pahlawan, Kecamatan Bangko, Rohil, Sabtu (17/10).

Dilanjut Awi, sebelum dimualinya Sembahyang Sayur, pihak panitia dan kelenteng telah memberi himbauan dan edaran surat kepada seluruh masyarakat keturunan untuk mengikuti langkah-langkah dasar dalam penanganan selama pandemi ini.

Ada pun himbauan dan edaran yang dibagikan, kata Awi lagi, pihaknya telah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh terkait diacara Sembahyang Sayur dan juga membagikan informasi grup diberbagai jejaringan media sosial.

“Kita berharap himbauan protokol kesehatan terus dipatuhi. Dan kepada masyarakat yang ingin sembahyang di Pekong Sayur Pagoda, tidak terjadi penumpukan guna menjaga sosial distansing,” kata Awi.

Pantauan dilapangan, didepan Gapura Pekong Sayur Pagoda, tampak jajaran terkait melakukan arahan dan himbauan serta pengecekan suhu tubuh dengan peralatan yang ada.

“Kita disini dari jam 6 pagi tadi, setiap warga yang ingin sembahyang dipekong sayur pagoda kita arahkan terlebih dahulu mencuci tangan, ganti masker yang baru, serta pengecekan suhu tubuh. Setelah lulus itu semua, barulah diperbolehkan masuk kedalam Pekong untuk sembahyang,” kata Rina.

Tradisi turun temurun ini telah dilakukan warga keturunan Tionghoa di Rohil, sejak ratusan tahun yang silam. Tradisi Sembahyang Sayur (Vegetarian), dilakukan guna mengenang para leluhur.

“Sembahyang merupakan tanda terima kasih (manusia kepada Tuhan), maka hal terpenting dari sembahyang adalah rasa terima kasih mereka. Itu yang utama,” kata Sumiaty atau yang akrab disapa Sumix.

Dikondisi Pandemi saat ini, lanjut Sumix, diperkirakan tidak akan ada lonjakan (Kerumunan) warga disaat sembahyang di Pekong Sayur Pagoda tahun ini. Karena warga Bagan Siapiapi terkhususnya sangat memahami betapa pentingnya mengikuti aturan protokol kesehatan selama pandemi.

Kemeriahan hari-hari besar masyarakat keturunan Tionghoa Rohil sebelumnya sangat terasa berbeda ditahun ini. Dimana, ditahun-tahun sebelumnya kemeriahan dan antusias warga dalam perayaan hari besar sangat meriah, bahkan bisa memikat warga masyarakat keturunan dari luar daerah untuk datang ke Bagan Siapiapi, Kabupaten Rohil.

“Kita berharap Pandemi ini segera berlalu. Dengan kondisi seperti ini mari kita sama-sama mengikuti prosuder protokoler kesehatan. Agar, semua kembali normal seperti biasa,” kata Sumix.

Sementara, menurut salah satu tokoh masyarakat keturunan Tionghoa Rohil, Lau Ti (Hendri AT), Sembahyang Sayur dikenal akrab dengan kata Vegetarian. Dimana, beberapa hari kedepan (7 – 10 hari), warga yang megikuti vegetarian diwajibkan hanya makan sayur mayur dan nasi saja.

Dimaknai dalam arti luasnya, sebagai ketaatan manusia dalam beberapa hari kedepan berpuasa dan agar tidak memakan lauk pauk seperti, Daging, Ayam, Ikan (Yang berdarah) dan lain-lain sejenisnya.

“Dalam Doa sembahyang Sayur tahun ini tersisip doa, berlalulah pandemi ini, agar kita semua hidup kembali normal seperti biasa,” pinta Lau Ti.**