Seruan Ketua HNSI Tidak Dihiraukan Jonatan Cs Bicara UUD dan Izin

Bagian III: Nasip Miris Nelayan Tradisional Rohil

Catatan Nelayan Akhir Tahun 2025:

Pernyataan sikap tegas Ketua HNSI Rohil, Junnaidi, seharusnya menjadi satu ultimatum bagi seluruh nelayan di Kabupaten Rohil, terkhusus untuk Jonatan, Andi dan Hasan. Bentuk himbauan tersebut merupakan demi kepentingan khalayak ramai terkhusus para nelayan Rohil serta menjaga kelestarian alam laut Rohil.

Mengingat, kejadian beberapa tahun silam, dikarenakan kapal nelayan menggunakan pukat yang sama yakni Pukat Tenk atau Salome, meluluh lantakan laut Rohil dan isinya. Sehingga nelayan tempatan bersikap tegas melawan illegal fhising, dan memakan korban. Apakah dari peristiwa itu tidak cukup menjadi satu pembelajaran bagi kita semua.

Siapakah yang harus dijadikan panutan bagi para nelayan Rohil, apakah egoisme diri di kedepankan, sembari menanti jatuhnya korban seperti tahun-tahun sebelumnya di perairan laut Rohil.

Lantas, dirangkaian peristiwa yang terus dipertontonkan kekhalayak ramai beberapa hari ini, kemana jajaran terkait yang memiliki wewenang hukum guna menjaga kamtibmas ditengah-tengah masyarakat. Padahal, ratusan masa nelayan sudah beberapa kali melakukan aksi dan mengamankan Pukat Tenk sebanyak 2 kali. Apakah menunggu jatuh korban baru ada tindakan?.

Berbagai cara sudah ditempuh, pertama: surat perjanjian sudah pernah dibuat dan disepakati antar kedua belah pihak diatas matrai. Tidak jera, kedua, masa nelayan menitipkan pukat tenk di kantor UPT Perikanan Provinsi Riau, nelayan meyakini UPT Perikanan akan adil dalam bersikap demi menjaga kelestarian laut Rohil.

Alih-alih, pukat tenk tersebut diduga diambil paksa oleh pemilik dari eks kantor UPT Perikanan Provinsi. Bahkan, cara membuka rantai bergembok dipintu kantor tersebut dibuka menggunakan mesin potong gerinda.***

 

Laporan by: Ram/Tsa
Editor by: Mmd-Tim