Ritual Bakar Tongkang Objek Wisata Yang Mendunia

Bakar Tongkang merupakan salah satu objek wisata yang dimiliki Kabupaten Rokan Hilir, yang sudah mendunia. Ritual bakar tongkang bertujuan untuk memuja dewa langit yang sudah menyelamatkan mereka dari ganasnya ombak laut disaat mereka berlayar dari Tiongkok, sehingga menemukan satu daratan yang saat ini bernama Bagansiapiapi sekitar Tahun 1883.

Saat itu, tempat asal mereka di Tiongkok sedang dilanda kerusuhan, sehingga mengharuskan mereka pergi dan berlayar menggunakan kapal kayu yang dikenal dengan nama tongkang.

Dan didalam perjalanan dilautan, para leluhur mereka saat itu membawa patung Dewa Ki Ong Ya, salah satu dewa yang sangat dihormati warga Tionghoa.

Ketika mereka sampai disuatu daratan, yang kini bernama Bagansiapiapi, mereka membakar tongkang atau kapal kayu yang mereka tumpangi agar tak ada yang bisa kembali kedaerah asal mereka, dan mereka bersumpah, bahwa daratan baru ini, akan menjadi tempat baru bagi mereka. Setelah itu, setiap tahun dalam penanggalan imlek 15 dan 16 diadakan tradisi bakar tongkang.

Dalam Perayaan Bakar Tongkang, warga Tionghoa Bagansiapiapi menyiapkan satu replika tongkang yang dibuat dari kayu dan kertas, serta didalam replika tongkang tersebut juga terdapat patung Dewa Ki Ong Ya, ada suatu tiang layar dan warga Tionghoa menunggu arah jatuh tiang tersebut.

Karena mereka percaya jika tiang tongkang tersebut jatuh kearah laut, maka rezeki pada tahun itu datang dari arah laut. Dan jika jatuh mengarah kedarat, maka rezeki datang dari arah darat.

Saat ini, acara Bakar Tongkang, sudah menjadi salah satu agenda pariwisata Kabupaten Rokan Hilir bahkan nasional. Karena banyak diminati wisatawan, baik dalam, maupun luar negeri.

Setiap daerah berupaya mencari dan mengembangkan event pariwisata menonjol yang ada ditempat mereka masing-masing. Di Rokan Hilir, Ritual Bakar Tongkang terus diupayakan pemerintah setempat untuk menyapa dunia. Dan hasilnya, dari tahun ketahun, terus meningkat, sesuai indikator, semakin banyaknya wisatawan manca negara yang hadir.

Upaya itu, erat kaitanya dengan kerjasama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir serta masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, serta diperantauan.

arak-arakan bakar tongkang
arak-arakan bakar tongkang

Khusus untuk Pemerintah Kabupaten Rokan HIlir, upaya itu dilakukan melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Rohil, Drs. H. Zulkarnain Nur, terus melakukan inovasi, terutama dalam mengajak pemerintah pusat, pemerintah provinsi untuk terlibat dalam kesuksesan acara ini.

Tahun 2016, memang sejumlah baliho, spanduk serta banner lebih semarak dan desain lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena selain dari Pemkab Rokan Hilir dan Provinsi Riau, untuk pertama kali, pemerintah pusat menggelontorkan dana.

Bantuan yang diberikan pemerintah pusat, baliho, banner, balon udara, baju, masker, spanduk, payung serta bantuan lainnya semata-mata untuk memuaskan tamu.

Tamu dari pemerintah pusat, provinsi serta wisatawan dari berbagai pelosok Indonesia sampai manca negara juga mendapatkan pelayanan yang baik.

Souvenir untuk tamu sudah dipersiapkan, baju panitia, semua undangan penting sudah datang, bahkan prosesi pembukaan sampai hiburan serta pentas sudah disiapkan, ribuan masyarakat Tionghoa bersuka ria dengan ritual ini, Bagansiapiapi jadi lautan manusia.

Bupati Rohil Suyatno mengakui arena Ritual Bakar Tongkang tersebut sudah ada sejak dahulu. Dan memang sudah ada niat pemerintah untuk memindahkan ketempat yang lebih representative, namun, tokoh Tionghoa tidak memberi izin.

Pengembangan yang dilakukan hanya sebatas membangun areal bakar tongkang menggunakan APBD Rokan Hilir termasuk rencana membangun jalan disekitar lokasi itu.

Hal sangat menggembirakan, Ritual Bakar Tongkang termasuk daya tarik wisata Calender of Event Riau 2016 yang dilaunching Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Drs. Arif Yahya, Jum’at (27/5/16) malam di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kementrian Pariwisata. Launching dihadiri Gubernur Riau, Ir. Arsyadjuliandi Rachman, sejumlah bupati, termasuk Plt Sekda Rohil, Drs. Surya Arfan, M.Si dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Rohil, Drs. Zulkarnain Nur.

Selain Bakar Tongkang, event unggulan lain yang dilaunching Bakudo Bono di Kabupaten Pelalawan, Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Tour de Siak di Kabupaten Siak, Gema Muharram di Kabupaten Indragiri Hilir.

Menurut Drs. Zulkarnain Nur, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Rohil, Menteri Pariwisata menyambut baik diluncurkannya Calender of Event riau 2016 sebagai tekad Provinsi Riau menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan selain minyak bumi dan kelapa sawit.

Makanya dengan adanya launching ini sekalugus dalam rangka mendukung program Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia mewujudkan target kunjungan 12 juta wisatawan manca negara dan pergerakan 260 juta wisatawan di tanah air, untuk menjadi alternative pendapatan.

Bupati Suyatno berpose diatas kapal bakar tongkang
Bupati Suyatno berpose diatas kapal bakar tongkang

Kebijakan pemerintah pusat itu telah disingkronkan dengan program Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir. Bupati Suyatno minta DPRD Rokan Hilir tidak mencoret anggaran penampilan Ritual Bakar Tongkang saat Hari Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada tahun anggaran 2017, kebetulan Anjungan Riau menjadi tuan rumah, yang diminta Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta. Agar tradisi ini lebih dikenal.

“Kita sudah ditawarkan Kantor Penghubung Riau yang berada di Jakarta, dan sudah ditawarkan, Kepala Taman Mini Indonesia Indah, untuk menampilkan Bakar Tongkang pada tahun 2017,” ujar Suyatno.

Permintaan tersebut disambut baik Pemkab Rohil, agar Ritual Bakar Tongkang lebih terkenal, sehingga wisatawan akan lebih banyak datang. Oleh karena itu, dia minta DPRD tidak mencoretnya. “Kami mohon anggaran ini tidak dicoret,” pintanya.

Keberhasilan event Bakar Tongkang sangat ditentukan keterlibatan masyarakat Tionghoa, baik yang ada di Bagansiapiapi, maupun yang ada diperantauan. Perayaan ini mereka sebut Perayaan Ulang Tahun Dewa Ki Hu Ong Ya dan Tai Sun Ong Ya. Salah satu tokoh sentral masyarakat Tionghoa diperantauan dimaksud, Sugianto.

Kedatangannya disambut meriah, biasanya bersamaan dengan Super Star Taiwan dan Artis-Artis Malaysia. Belum pernah ada bocoran, berapa dana yang dihabiskan untuk helat ini, namun banyak kalangan yang menyebut, salah satu pendana besar itu Sugianto.

Sedangkan warga Tionghoa yang berada di Bagansiapiapi juga memiliki peran penting mensukseskan Ritual Bakar Tongkang ini, sejumlah nama tokoh diantaranya Kasim alias Tjing Liong serta sederet nama lainnya Rendi Gunawan dan kawan-kawan ikut mensukseskan, pokoknya, semua mereka bersinergi.

Lalu, siapa yang paling diuntungkan dengan ritual ini, diantaranya pengusaha hotel dan masyarakat luas. Jangan harap bisa memesan kamar hotel disaat hari ritual itu, semua kamar sudah terisi penuh, baik yang diboking pemerintah maupun yang diboking wisatawan jauh hari sebelumnya, meski dengan harga yang lebih mahal.

Tentu, tingkat hunian hotel yang mencapai 100 persen ini menjadi ajang yang ditunggu-tunggu pengusaha hotel, dipastikan, mereka meraup keuntungan cukup besar.

Bermalam di hotel, wisatawan ini butuh makan, mereka keluar hotel, maka sejumlah kuliner menjadi penuh, terutama masakan-masakan khas yang mereka suka, diantaranya Angkau Ban, yang ada di Jalan Perdagangan. Pengelola restoran ini mengaku kebanjiran pembeli disaat acara Bakar Tongkang dan lagi-lagi mendapatkan keuntungan yang besar, tak terkecuali terhadap kuliner dan restoran/rumah makan lainnya.

Wisatawan juga butuh transprortasi di dalam kota, dan yang paling meraup keutungan, penarik becak, baik becak dayung maupun becak motor. Dari subuh, mereka sudah stanbay di Kelenteng Ing Hock King, tampak raut wajah gembira mereka, hasil yang didapat pada saat itu memang cukup lumayan dibandingkan hari-hari biasanya.***(adv/pemkab/rohil)