Prahara Pukat Tenk, Nelayan Lain Sengsara, HNSI Rohil: Hentikan Pukat Tenk (Salome)

Bagian II: Pukat Tenk Luluh Latahkan Laut Rohil

Ketua HNSI mengakui diantara ketiga orang tersebut ada abang kandungnya bernama Hasan, dia tidak mengetahui sejak kapan abangnya ikut bersama grup Andi warga Jalan Utama, dan Jhonatan warga Pulau Halang (Keturunan Imgran Cina), mengoprasionalkan kapal pukat tenk (salome).

Untuk kedua belah pihak, Ijon berharap satu sama lain untuk sama-sama menahan diri agar menghindari terjadinya konflik. Dan aktivitas Kapal Pukat Tenk di-Stop dahulu sampai ada ketentuan aturan lokal. Selain itu, dirinya juga mengatakan dimasa transisi kepemimpinan kepala daerah sangat rentan dan mudah terpantik walau sekecil apapun permasalahannya.

“Peraturan daerah lokal untuk mengatur kebijaksanaan nelayan memang belum ada. Solusi harus dicari agar tatanan nelayan yang sudah ada tidak rusak. Persoalan ini harus didudukan bersama anggota Dewan melalui komisi yang membidangi bersama Pemkab Rohil. Agar ada aturan mengikat sebagai panduan bersama,” ujarnya.

Menanggapi adanya oknum dikantor Upt Perikanan Provinsi Riau, di Bagan Siapi-api yang diduga mengembalikan pukat tenk kepada pemiliknya, Ijon enggan berkomentar panjang, lantaran persoalan tersebut bukan ranah HNSI dan bukan kapasitasnya untuk menjawab.

“Saya dapet kabar pukat itu keluar katanya, infonya terakhir para nelayan mengantarkan pukat tenk itu kekantor Upt Perikanan Riau untuk diamankan. Soal kenapa bisa keluar pukat itu, saya tidak tau. Saya lagi diluar daerah,” ucapnya.

Untuk dikathui bersama, saat pertama masuk dan mengemban amanah sebagai Kertua HNSI dimasa kepemimpinan Bupati Rohil, AFS, Dia dan rekan nelayan lainya sangat agresip dan aktip dalam bingkai kebersamaan menjaga keutuhan perairan laut Rohil dan isinya.

Dan capaian awal masa memimpin HNSI Kabupaten Rohil, banyak kapal nelayan luar berbobot besar dan bahkan kapal nelayan bermuatan Ratusan Ton pernah mereka tagkap. Entah bagai mana kisah kapal tersebut dikembalikan kala itu kepada sipemilik yang konon kabarnya milik Bos laut di Belawan, Sumut.

Namun, perubahan demi perubahan semakin terlihat sambil berjalanya waktu, Ketua HNSI Rohil terkesan larut dalam pusaran arus kepemimpinan baru, bahkan secara perlahan satu persatu tim nelayan dan sahabat nelayan keluar dari tubuh organisasi nelayan tersebut.**

 

Laporan by: Ram/Tenx
Editor by: MmdTim