ROKANHILIR – Potret kemiskinan di Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), Rokan Hilir (Rohil), cukup memprihatinkan. Gaek paruh baya beserta anak istri tinggal digubuk reot dengan kondisi sangat memprihatinkan.
Dengan keterbatasan ekonomilah memaksa satu keluarga itu tinggal di sebuah gubuk reyot di Jalan Tanjung Rukam, Dusun 006, RW 013 RT 005, Kepenghuluan Panipahan Darat, Kecamatan pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau.
Kepala kelurga itu adalah Atan Cili (55), Suami dari Inap (39), dan 1 orang anaknya. Untuk menghidupi keseharian mereka hanya mengandalkan tangkapan burung liar dan di jual, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Anak yang tertua sudah menikah.
Yang paling menyedihkan ialah, saat hujan deras turun tidak mengenal siang atau malam, dia dan istrinya harus ekstra siaga menjaga anak-anaknya dari air hujan yang merangsak masuk melalui cela-cela atap rumahnya.
Maklum atap gubuknya yang berukuran sekitar 4×6 Meterpersegi itu sebagian menggunakan atap daun Nipah, seperti kehidupan zaman dahulu kala sebelum Indonesia Merdeka.
Ironisnya, sampai saat ini mereka tidak memiliki penerangan listrik, dan mereka hanya Menghandalkan penerangan dari lampu minyak tanah.
“Kami sudah puluhan tahun tinggal di sini, jelas nya kami hanya bisa meminta ada perhatian dari pemerintah setempat seperti Camat dan Kepala Desa Atau Datuk Penghulu,” kata Atan Cili, dengan wajah polos yang pasrah dengan keadaan.
Di gubuk itu, hanya ada tempat tidur, yang di sampingnya tungku tempat sehari-hari memasak. Wajar saja, selama ini Atan Cili, memakai kayu bakar untuk kebutuhan memasak. Keluarga ini tidak mendapatkan program gas elpiji.
Bisa di bayangkan, ketika memasak banyak asap yang dihasilkan dan terhirup, selain bisa menimbulkan Penyakit, seluruh rumah tampak hitam legang.
“Inilah kondisi kami, setiap malam kami berhimpitan, karena kami hanya memiliki satu tempat tidur saja,” keluhnya.
Meskipun kesulitan ekonomi, dalam posisi inilah yang perlu mendapat acungan jempol, Atan, belum pernah mengemis kepada tetangga maupun kepada orang lain. Selama ini Ia hanya mengandalkan dengan tenaga banteng tulangnya untuk menghidupi keluarganya.
Nasib buruk yang dialami warga Tanjung Rukam, yang sudah puluhan tahun itu. bersaksikan Gubuk yang terbuat dari Kayu sudah lapuk dan nyaris roboh. Semua sisi rumah terlihat bocor dan rusak parah. Dan sebagian tiang ada yang berikat tali dan Kayu Penyanggah, kareana condong kesamping di kuatirKan satu saat bisa tumbang.
Yang menariknya ialah, di kediaman Atan Cili, tidak terlihat adanya perabotan, seperti ranjang, elektronik dan alat untuk memasak. Hanya terlihat Sebuah tikar sehari-hari dibuat sebagai tempat tidur, serta sejumlah kain lusuh.
Tak hanya itu, warga asli Tanjung ini juga tak mampu membuat Rumah karena keterbatasan ekonomi,” keluhnya Sambil mengharapakan ada bantauan dan perhatian dari Pemerintah Daerah Rohil.(rls/gp2)