YOGYAKARTA – Akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan, menggerus perekonomian masyarakat, termasuk para pedagang jajanan di sekitar sekolah, mengalami penurunan pembeli, bisa dikatakan nyaris bangkrut. Di Kabupaten Sleman misalnya, pedagang jajanan sekolah. Saat pemerintah melakukan pembatasan mobilitas.
Masyarakat, terpaksa menutup warungnya, karena aktivitas di sekolah yang di tutup sementara. Meski babak belur, mereka tak mau menyerah. Partisipasi masyarakat dan pemerintah untuk nglarisi dagangan mereka sangatlah di perlukan.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa di Kabupaten Sleman, kasus covid-19 yang masih tinggi, dengan angka kematian yang cukup banyak, oleh sebab itu pemerintah memberlakukan sistem pembatasan aktifitas masyarakat secara ketat.
Utaryati (50) salah seorang pedagang jajanan sekolah dari Dusun Gowok, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, menuturkan bahwa kondisi warungnya saat mulai pandemi omsetnya mulai menurun terus, cukup signifikan bahkan saat ini bangkrut, karena sepinya pembeli.
Di saat seperti inilah, uluran dan bantuan dari pemerintah yang di harapkan. Terkait dengan bantuan yang digulirkan oleh pemerintah, ternyata ada sebagian pedagang yang tidak menerima, dikarenakan masalah teknis, seperti KTP yang tidak sesuai dengan tempat domisili. Oleh sebab itu, sebagian pedagang sangat berharap agar masalah teknis seperti itu bisa dipermudah, hingga mereka juga bisa menikmati bantuan tersebut.
Hanya bantuan seperti inilah yang sangat di harapkan para pedagang untuk tetap bisa eksis, dan bertahan menjalankan usahanya di tengah suasana pandemi yang serba tidak menentu, kapan akan berakhirnya, dan kita semua sangat berharap, agar pandemi ini cepat segera berakhir dan suasana aman dan nyaman seperti dahulu bisa segera terwujud.
Dengan adanya program percepatan vaksinasi, pemerintah berharap kondisi ekonomi bisa segera teratasi dan berjalan normal seperti sedia kala.
Penulis: Nandya Wastha Utami.
Dosen: Ignatius Soni Kurniawan, S.E, M. Sc. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)