PEKANBARU – Ekonom memperkirakan sekitar 25 persen dari total produksi cruide palm oil (CPO) Riau pertahun digelapkan dengan cara yang dikenal akrab dengan “kencing minyak CPO” sehingga merugikan potensi pendapatan dari sektor tersebut.
Joko, Ekonom Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengatakan, total produksi CPO di Riau mencapai 6,5 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 25 persen atau 1,62 juta ton per tahun diduga bocor melalui praktik “kencing CPO” yang masih marak terjadi di Riau.
“Praktik ‘kencing CPO’ merugikan pihak perusahaan dan merugikan negara. Karena sindikat distributor CPO ilegal tidak membayar pajak dan biaya retribusi lainnya,” katanya, seperti dilansir riaupos.co akhir pekan lalu.
Praktik ilegal tersebut juga berdampak kepada kualitas CPO yang diekspor. Minyak sawit mentah yang diperoleh dari cara ilegal itu diperkirakan tidak memenuhi standar sehingga dapat menurunkan kualitas CPO yang menyebabkan turunnya harga.
Padahal, sambungnya, Indonesia sedang getol-getolnya meningkatkan standar mutu sistem pengelolaan minyak sawit berkelanjutan atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
“Mutu serta kualitas CPO juga menjadi sistem kepedulian Negara Indonesia. Jangan demi kepentingan segelintir pengelolaan berkelanjutan ISPO dari CPO kita jadi hancur,” tandasny.***
Posting by: rpc/kom