Luput Dari Perhatian Pemerintah, Kondisi Sungai Pabrik Kian Memperihatinkan

GoPesisir.com, ROHIL Tampak Kumuh dan menyempit, alur sungai Pabrik yang berada dijalan lintas Pahlawan, Kecamatan Bangko, kini menjadi semak belukar ditumbuhi rerumputan liar penghuni air sungai karena minimnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Pemkab-Rohil).

Tampak pada tepi-tepian sungai terjadi pendangkalan disebabkan lumpur, siapa saja yang melintasi pasti akan melihatnya. Akibat dari pendangkalan sungai tersebut, diameter lebar sungai Pabrik kini menjadi terlihat mengecil dibanding sebelum-sebelumnya.

Padahal, alur dari sungai Pabrik adalah salah satu alur sungai aktif ketika air laut pasang. karena dinilai terjadinya pendangkalan sungai, tatkala air laut yang pasang mencari dataran rendah. Bahkan, sisa air pasang yang didataran rendah berada dipemukiman warga sangat meresahkan karena menggenangi disekitar rumah warga dan sangat susah untuk kering.

 

kondisi parit yang dialiri luapan sungai pabrik yaang kian mendangkal

Dulu tidak pernah begini, baru-baru sekitar 3 atau 4 Tahun ini, dimana air laut pasang yang melimpah masuk dari jalur parit depan, dan sampai masuk kepemukiman warga. Masuk air bisa, keluar air tak bisa, akhirnya mengenangi pemukiman warga,” ujar Wak Jhon (bukan nama aslinya) pria paruh baya berkulit hitam itu.

Disambungnya, sebagai masyarakat, ungkapan ini adalah sebagian dari tanggung jawab sosial (Kontrol Sosial) yang memang dimungkinkan oleh UU (Undang-undang). Siapa pun yang menlintasi jembatan tinggi sungai Pabrik ,pasti melihat semak belukar ditepian sungai Pabrik.

 
Baca Juga : “Membangun Taman Lumpur”

 
“Karena adanya pendangkalan sungailah, rumput semak-semak itu tumbuh. Dan siapa pun pasti tahulah yang mana rumput liar tumbuh yang ada tanahnya dan rumput air yang mana hidup diatas air,” paparnya.

 

terlihat kumuh pemandangan sungai pabrik

Ia kembali menilai, hal ini terjadi karena tidak adanya dilakukan perawatan dan lain-lain dari Dinas PUTR atau dinas terkait lainnya terhadap sungai Pabrik itu. Jadi karena kelalaian mereka, masyarakat kecil juga menerima imbasnya.

Dilanjutnya lagi, sedangkan genangan air diareal pemukiman warga yang susah untuk kering tepatnya diareal jalan Gotongroyong, Bagan Hulu, sudah sangat jelas banyak membawa dampak buruk bagi masyarakat sekitar dan merugikan. Semisalnya, Penyakit Demam berdarah (DBD), Disentri/diare (Mencret) dan lain-lain serta kurangnya sarana air bersih. Padahal, Dinas Kesehatan selalu menganjurkan warganya untuk mengikuti Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Untuk mengikuti PHBS jelas tak bisa kalu kondisi seperti ini, kalau orang dewasa terkena sakit tersebut, tentu masih bisa menahannya. Nah, yang sangat menjadi masalah jika yang terkena sakit anak-anak balita, inikan bisa lain ceritanya. Sangat jelas balita masih sangat rentan terhadap penyakit,” erangnya menghela napas panjang.

 

kondisi pemukiman warga yang tak kunjung kering digenangi air

Saat ini masyarakat sudah cerdas, dan masyarakat tidak minta diistimewakan. Tapi jika hal itu untuk hajat orang banyak (jama’), maka diperhatikanlah dengan baik,” tutupnya.

Untuk menindak lanjuti, tim awak media GoPesisir.com mencoba melakukan konfirmasi kedinas PUTR Rohil. Namun, saat dikonfirmasi Kadis PUTR, Jon Syafrindow, via telpon selulernya beberapa hari yang lalu dengan nomer 08221717**** tidak diangkat.

Lalu, sudah beberapa kali juga awak media ini mencoba langsung ke Kantor PUTR dijalan Batu Enam, namun Jon Syafrindow tidak pernah bisa dijumpai, dengan alasan dari beberapa staf dan penjaga kantor mengatakan, “Bapak lagi ada urusan diluar, belum tau kapan pastinya Bapak masuk”.

Tidak berhenti sampai disitu, awak media ini juga melakukan SMS via nomer yang sama guna mengkonfirmasi. Akhirnya mendapat jawaban yang cukup singkat, berbunyi, ‘Hubungi pak raja’. Mendapat arahan tersebut, awak media ini mencoba menjumpai orang yang dituju. Kejadian sama juga kembali terjadi, saat ingin mengkonfirmasi kepada Raja, namun sayang awak media ini tidak juga kunjung menjumpai sampai berita ini diterbitkan.***