MERANTI – Keberadaan Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) adalah payung budaya dan adat istiadat serta pelindung khazanah melayu khususnya di Kabupaten Kepulauan Meranti, sehingga dengan adannya LLMB dapat mempertahankan beragam budaya dan adat istiadat yang ada dan mengenalkan kepada masyarakat bahkan hingga ke mata dunia.
Demikian disampaikan Ketua penerima mandat LLMB, Datok panglima Ibrahim dalam sambutannya pada rapat persiapan pentabalan gelar dan pelantikan pengurus Lembaga Laskar Melayu Bersatu masa khidmad 2021-2026, yang dilaksanakan di Ball Room Diva Hotel jalan Diponegoro Selatpanjang, Sabtu (6/3/2021) malam.
“Sebagai anak jati melayu yang dilahirkan ditanah melayu, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk mengangkat marwah melayu dan melestarikan budaya serta khazanah melayu”. Kata Ibrahim dengan semangatnya.
Selain itu, datok Panglima Ibrahim, yang juga selaku Ketua SPSI Kepulauan Meranti itu mengatakan, bahwa dengan terbentuknya kepengurusan LLMB baru di Kabupaten Kepulauan Meranti ini, kita berharap tidak lagi menjadi penonton di negeri sendiri, untuk itu mari kita saling bergandeng bahu dalam membesarkan LLMB.
Menurutnya LLMB bukanlah semata-mata wadah atau keorganisasian khusus bagi suku, untuk itu tidak ada larangan bagi mana-mana suku lain yang ingin bergabung ke dalam LLMB, bahkan LLMB akan memelayukan orang bukan melayu guna kepentingan daerah, peran LLMB sangatlah penting dalam menentukan kemajuan daerah kedepan, karena komunitas adat di seluruh Indonesia berpeluang untuk mengaktualisasikan diri dalam melaksanakan pembangunan.
“Saya berharap LLMB di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat memanfaatkan peluang ini dan saling bahu membahu dan bergandengan tangan dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam menciptakan kehidupan yang aman dan damai, sejahtera lahiriah dan batiniah serta mampu mewujudkan kebersamaan sesuai dengan nuansa Adat Kemelayuan yang kita junjung selama ini”. harapnya.
Sementara itu, Datok Afrizal chik, yang menduduki Setia Usaha mengungkapkan, banyak peran perjuangan yang bisa dimainkan melalui wadah LLMB di Kepulauan Meranti, karena daerah ini merupakan ladang perburuan bagi para pengusaha dalam mengeksplorasi SDA tanpa pernah memandang penghuni negeri yang berdampak pada kerusakan alam.
“Di sinilah perlunya peran datuk dan datin melalui LLMB menyuarakan serta membentengi negeri dari tangan-tangan rakus penguasa, kita akan tampil beda dengan organisasi kebudayaan dan kesenian lainnya yang sama-sama menggunakan nama melayu, LLMB bukan sekadar melayu, melainkan melayu yang sehat, yang kuat, yang mampu secara lahiriah dan batiniah bergerak mendobrak pintu-pintu kezaliman. Memberikan perlindungan kepada segenap orang-orang melayu yang selama ini tanah negerinya diusik oleh orang lain. Dan LLMB menjadi pagar negeri untuk tanah mereka sendiri, LLMB juga akan bekerja sama dengan organisasi yang lain, yang saling kuat menguatkan untuk melindungi Tanah Melayu ini”. Ujar Afrizal Chik.
Lebih jauh penulis buku Tanah Jantan Melawan itu menambahkan, LLMB juga sebagai wadah silaturrahim sesama anak melayu, tempat berbagi rasa, tempat menyambung kasih, keluarga besar yang mengidamkan kehidupan yang harmonis di Tanah Melayu, untuk itu dia mengajak bergerak bersama, bekerja sama, untuk menjadi orang Melayu yang bangkit, yang maju dan yang berjaya.
“LLMB adalah rumah besar kita, maka jadikanlah rumah itu tempat berlindung, tempat mendapatkan rasa aman, dan tempat yang perlu kita jaga nama baik dan kesuciannya, maka kita sebagai penghuni rumah itu pertahankanlah kekompakan kita dengan semangat kekeluargaan. Pungkas Afrizal Chik. **(Zikri)