ROKANHILIR – Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup, Kabupaten Rokan Hilir, Suwandi di duga mengalami prustrasi pasca kekalahan jogoannya di Pilkada Rohil akhir tahun silam.
Inidikasi keprustasian itu terlihat dari tindakannya yang membabibuta dengan memecat 40 orang lebih tenaga kebersihan. Bahkan, terkabar akan ada gelombang pemecatan lanjutan.
Menurut EI (45) salah seorang korban Suwandi, apa yang mereka alami tidak lain imbas dari kekecewaan Suwandi pasca Pilkada. Karena EI diterima sebagai tenaga kebersihan pada akhir tahun 2020 pase masuk pemilihan.
“Akibatnya kami yang jadi korban. Kami jadi serba salah, padahal kami sekeluarga memilih Pak Yatno” kata wanita ibu dari 5 anak itu.
Dilanjut EI, saat bekerja kala itu dirinya pernah mendapatkan surat peringatan pertama, karena hanya mendapatkan surat, ia terus memperbaiki diri dan berbenah dalam bekerja sebagai kebersihan jalan dikawasan batu 6.
“Sedih hati kami, surat kedua langsung surat pemecatan. Pihak dinas tidak memberikan kesempatan kami untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya dilapangan,” ketus EI, dengan linangan air mata.
Sementara dikonfirmasi, Suwandi membenarkan soal pemecatan 40 orang lebih itu. Ia menjelaskan, pihak DLH tengah mengevaluasi tenaga kebersihan tanpa tebang pilih.
“Dalam 40 orang itu yang diberhentikan ada katanya saudara calon wakil bupati Sulaiman. Dan pengawas lapangan juga ada yang kita berhentikan,” kata Suwandi, kepada awak media ini, Selasa (26/1), diruang kerjanya.
Dengan dalih tidak melakukan pemecatan, Suwandi memperlembut kata dengan istilah pemutusan hubungan kerja. Soal isu dirinya prustasi, ia membantah hal itu dan dirinya sudah melakukan sesuai prosedur.
“Pemutusan kerja sudah sesuai aturan, soal isu pruatasi, itu tdiak benar,” kata Suwandi.
Alhasil dari pemutusan tenaga kebersihan di DLH bersekala besar, ditambah ekonomi yang sedang sulit seperti ini harapan anak-anak bisa sirna karena orang tuanya tidak ada penghasilan.**
Laporan by: Mmd