Diduga Ada Nama Oknum DPRD Pelalawan di Pasar Modern

PELALAWAN – Gedung pasar modern Sorek yang berada di kecamatan Pangkalan Kuras kabupaten Pelalawan provinsi Riau yang dibangun dengan nilai pagu sebesar Rp 30 milyar kini masih belum dioperasikan.

Bangunan megah itu sudah mengalami kerusakan yang sangat parah dibagian dalam gedung, sehingga kemungkinan memerlukan biaya besar dan waktu yang panjang untuk memperbaikinya agar bisa dipergunakan.

Terendus kabar bahwa pemenang tender pengelola pasar modern Sorek merupakan oknum anggota DPRD Pelalawan yang hingga saat ini masih aktif, namun baik pihak Disperindagkop dan UMKM bel berhasil dihubungi guna klarifikasi kebenaran kabar tersebut.

Sebelumnya organisasi GNPK-RI Pelalawan telah mengirimkan surat ke komisi B DPRD Pelalawan untuk memanggil semua pihak terkait untuk lakukan audiensi secara terbuka guna membuka tabir kelam yang hingga saat ini masih menjadi misteri penyebab belum dioperasikannya pasar modern Sorek.

“Surat kita sudah ditanggapi, masih penyocokan tanggalnya,” kata ketua GNPK-RI Pelalawan, Abdul Murat, SIP.

Menurut ketua DPRD Pelalawan, Baharuddin belum lama ini menjelaskan bahwa kontrak antara pihak pengelola dengan Pemda selama 30 tahun dengan setoran PAD sebesar Rp 350.000.000,- per-tahunnya.

“Terkait pasar modern ini, kami di DPRD sudah berkali hering di tingkat komisi 2 dan baik melalui pandangan fraksi II di DPRD pelalawan tetapi pengelolaan yg sudah diberikan ke pihak ketiga selama 30 tahun, dan pihak ke 3 yg sampai hari ini tidak mampu untuk melakukan tugas mereka, dan DPRD minta ke dinas dan pemda untuk mengevaluasi terhadap kontrak tersebut ,” kata Baharuddin, SH beberapa waktu lalu.

Kerugian daerah ditaksir mencapai milyaran rupiah yang seharusnya bisa mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Selain itu pajak juga menjadi permasalahan baru.

Dari investigasi lapangan, suplay aliran listrik ke gedung pasar modern dianggab menjadi salah satu alasan belum digunakannya hingga saat ini sudah berjalan Enam tahun lebih. Selain itu baterai genset senilai Rp. 200.000.000,- pun dikabarkan telah hilang.

“Kata pedagang yang didalam pasar modern, suplay listrik rendah, tidak stabil. Tegangan di mgka 170,” aku seorang warga yang bekerja di instansi desa. **()