UJUNGTANJUNG – Diduga pekerja banyak titipan dari pihak oknum PT. Chevron (CPI). Sehingga, pekerja dari pemuda tempatan, tidak bisa diterima di perusahaan bawah naungan Sub Kontrak PT. Chevron.
Salah satunya seperti terjadi di PT. Asia Petrocom Services (APS), dan beberapa perusahaan Sub PT Chevron lainya. Saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas itu banyak mengurangi tenaga kerja.
“Tapi, yang malah dikurangi kita karyawan pemuda tempatan. Malah, pekerja yang diduga titipan dari oknum PT. Chevron tetap bekerja,” ujar Af alias Anto (31) warga Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rohil, pada minggu (18/9/16), sperti dilansir suarariaupos.com
Menurut Anto, sekira 120 tenaga kerja tempatan dari Kecamatan Rantau Kopar bekerja di perusahaan bidang minyak dan gas, paling tersisa sekira 15 orang lagi yang bekerja. “Itupun entah berapa lama lagi rekan kami bekerja. Khawatirnya, apa bila ada pengurangan, mereka juga akan dikeluarkan nantinya,” ujar Anto.
Senada diungkapkan Toni Octora (33) warga Kepenghuluan Ujungtanjung, mengatakan, Ia baru saja dikeluarkan dari Scurity PT. ABB (sekarang PT. Delta,red). Pada pergantian perusahaan kemarin, ia diminta buat lamaran dan di tes ulang. Ketika dites, ia lulus semua.
“Tapi, nomor penerimaan saya tidak keluar, heranya lagi yang tidak lulus tes yang malah diterima bekerka. Jadi, ada apa kalau tidak kong kalikong titipan dari oknum PT. Chevron tersebut,” duganya.
Ia berharap, kepada pihak terkait bisa membantu pemuda tempat seperti dirinya bisa bekerja kembali di perusahaan yang mengambil minyak di wilayah Rohil sekitarnya. “Bantulah kami, jangan sempat kita jadi penonton di daerah kita sendiri,” ungkapnya sembari wajah murung.
Sementara, anggota DPRD Rohil, Afrizal biasa disapa Epi Sintong, ketika dikonfirmasi sangat-sangat merasa prihatin dengan hal tersebut. “Dia berharap, pihak perusahaan yang ada di Rokan Hilir bisa mengutamakan pemuda tempatan. Karena selama ini, warga Rokan Hilir sudah sangat sering mengalah. Daerah kita ini penghasil minyak, jangankan menikmati hasil minyak untuk bekerja saja sulit, bahkan seperti pengemis untuk dapat bekerja,” katanya dengan nada kesal.
Mirisnya lagi, lanjut Epi Sintong, ditempatnya sendiri warga tempatan pun tidak bisa mendapat pekerjaan. Sementara, warga luar yang entah dari mana-mana bisa dengan mudah mendapat kerja di daerah Rokan Hilir sekitarnya.
“Nanti, kami akan susun tim, dan akan membawa Disnaker Rohil untuk terlibat melakukan pendataan, jika nanti ditemukan dan kebanyakan warga luar bekerja. Maka, kami akan minta Disnaker membuat penegasan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di daerah kita ini. Dan kami minta oknum yang ada di PT. Chevron jangan lagi menitip tenaga kerja luar keperusahaan yang ada dibawah naunganya,” tegas Afrizal.***
Laporan: (srpc/red)