Ada Apa Dengan Proyek Lanjutan Pelabuhan Rp 20 M?

ROKANHILIR Proyek senilai Rp 20.7 Miliar itu kini sudah masuk detik-detik akhir pekerjaan, 31 Desember 2018, seperti yang tertera pada palank proyek. Kondisi pekerjaan proyek pembangunan lanjutan fasilitas pelabuhan laut bagansiapiapi terlihat masih banyak yang belum terselesaikan.

Diketahui, proyek tersebut dimenangkan oleh PT. Multi Karya Pratama, dengan nomer kontrak PR.802/1/01/KSOP BAA. 18, masa kerja 186 hari terhitung mulai 29 Juni – 31 Desember 2018, dari Kementrian Perhubungan.

Baca juga : Kondisi Terkini Lanjutan Pelabuhan Bagansiapi-api

Hasil pantauan dari Lima (5) awak media dilapangan tersebut menyimpulkan dengan kesepakatan beberapa hal dalam pandangan. Salah satunya masih tampak bekisting (peranca) pada tiang penyanggah lantai pelabuhan masih terpasang saat proyek tersebut masuk pinishing (akhir masa kerja).

Kondisi saat ini

Selain itu, Causeway (lantai badan penyambung lantai pelabuhan) pada pangkal jembatan dan juga terlihat masih tumpukan tanah merah yang tidak tertata. Yang seharusnya lantai tersebut harus sudah terhubung dengan rapi.

Sedangkan pemasangan Fender (bumper yang digunakan untuk meredam benturan) juga masih banyak yang belum terpasang.

Baca juga : Andi Nugraha: Berbeda itu rahmat, kebenaran itu relative tidak mutlak

Disisi lain, pemasangan selimut HDPE pada tiang penyanggah lantai di pelabuhan tersebut tampak masih banyak bagian tiang yang belum terpasang sehingga bisa menyebabkan kerusakan dini pada lapisan beton tersebut.

Sedangkan fungsi plastik selimut tersebut melindungi dari seperti temperatur, kadar garam, oksigen yang larut, PH, gaya pukulan ombak dan arus, serta pencemaran biologi. Kondisi air laut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan logam.

Untuk penerangan seperti lampu solar cell juga masih banyak yang belum terpasang, sehingga dimalam hari akan menjadi gelap. Karena berada jauh dari kawasan pemukiman warga, tentu ini bisa menjadi resiko patal seperti kehilangan.

Baca juga : KPK tangkap pejabat pupr terkait proyek air minum

Dari kesimpulan kelima awak media saat dilapangan, bahwa pekerjaan tersebut diduga sangat jauh dari persentase progres tahapan kerja. Diduga pekerjaan inti yang bernilai persentase tinggi, pekerjaan tersebut masih banyak terbengkalai seperti yang terlampir dipoto hasil dilokasi.

Bahkan, terparah dan membuat kami bingung, setibanya kelima awak media dilokasi pekerjaan pada Sabtu (29/12) sekira pukul 11.30 WIB, pihak-pihak yang berkompeten diproyek tersebut menghilang satu persatu baik itu Superpesor engenering, Ir Taufik. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Pengawas kontraktor, Hutapea.

“Tadi mereka ada, namun pas kalian datang (kelima awak media,red) mereka yang kalian cari telah pergi satu persatu, ada yang naik sepeda motor dan naik mobil,” ujar salah seorang pekerja, saat menjelaskan keawak media.

Baca juga : Wahyudi: jangan alergi sama wartawan, kip & pers ada undang-undangnya

Tidak hanya sampai disitu, saat beberapa awak media mencoba menhubungi Pengguna Anggaran (PA), yakni Kepala Syahbandar Bagansiapiapi, M Syafrizal, via WA pribadinya, dua rekanan awak media bernama Wildan dan Rahmad mendapat perlakuan yang diduga nomer kontak WA diblokir.

“Aneh, kita kan hanya ingin konfirmasi. Seharusnya sebagai pejabat publik tidak harus melakukan pemblokiran. Jika sudah seperti ini, tentu menjadi kecurigaan ada apa sebenarnya dengan proyek lanjutan pelabuhan itu,” ujar Rahmad, menjelaskan kepada rekanan media.

Tepat Ahad (30/12) Superpesor Engenering proyek lanjutan pelabuhan Bagansiapiapi, Ir Taufik, saat dikonfirmasi terkait sudah berapa persen progres proyek tersebut, hingga berita ini diterbitkan belum ada balasan.**(gp3)