Puluhan IRT Demo Dimes Pemda Catut Nama SF Sering Tidak Ngantor

ROKANHILIR – Diduga oknum PNS di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), kerap tidak masuk kerja alias membolos.

Isu tersebut mencuap saat puluhan Ibu Rumah Tangga (IRT) melakukan aksi demo di Mes Pemda Rohil.

Aksi demo puluhan IRT tersebut setelah ditangkapnya Delapan (8) pria, diantaranya Satu (1) orang anak remaja dibawah umur oleh Sat Airut Rohil baru-baru ini.

Tertangkapnya para Nelayan tersebut, karena dilaporkan oknum PNS berinisial SF, yang melaporkan kepada pihak Sat Airut, karena diduga telah mencuri kerang ditambak kerang milik SF.

“Aneh kita liatnya kenapa bisa ditangkap Nelayan melaut, padahal biasanya jalur itu jalur lalu lalang Nelayan. Ini malah diakui SF, kalau perairan lepas pantai itu lahan miliknya,” ujar Mila, didampingi Butet, saat dilokasi Demo didepan Mes Pemda Rohil, Selasa (16/4) sore.

Lanjutnya, kami (puluhan IRT) sangat terkejut setelah mendapatkan informasi kalau SF, jarang masuk kerja di kantor Dispenda, setelah mereka ingin melakukan mufakat perdamaian kekeluargaan dengan cara menjumpai SF dikantor dia bekerja.

“Kami sangat kaget, pegawai di Dispenda mengatakan kalau SF jarang masuk kantor,” ucap Mila, disambut ucapan histeris dari puluahn IRT.

“Kok enak kali ya kerja di Pemda Rohil ini, udah jarang masuk, digaji pula dia (SF,red),” sorak suara dikerumunan para puluhan IRT, nada geram.

Informasi yang dihimpun dilokasi aksi demo, Delapan pria bekerja Nelayan tradisonil itu diduga ditangkap Sat Airut Polres Rohil, pada Sabtu (14/5) sore. Delapan pria itu langsung diboyong Kemako Sat Airut yang berada dijalan Pelabuhan Baru.

Satu diantaranya sudah dibebaskan pada Senin pagi, karena anak usia 11 Tahun itu akan ujian sekolah. “Nginep jugalah anak itu di Kantor Polisi Airut, diperkirakan ada Dua malam,” jelasnya, menambahkan.

“Kami sudah dibantu oleh Datuk Penghulu kami, tadi katanya sudah jumpa sama Bupati, dan saat ini masih mengurus di Sat Airut, untuk membebaskan para suami kami yang ditahan,” papar Mila.

Ditegaskan, puluhan IRT akan terus bertahan di Mes Pemda Rohil jika permintaannya mereka belum dipenuhi (membebaskan para suaminya). Jika perlu puluhan IRT akan tidur didepan Mes Pemda Rohil.

“Sejak kapan laut ada yang punya, apa laut bisa di Sertifikatkan ke BPN,” tandasnya.

Dilema menjamurnya lahan tambak kerang diperairan bibir pantai Sungai Nyamuk, kian hari kian meresahkan para Nelayan lokal yang mengais rezeki diseputaran wilayah perairan itu.

Sebab, dari zaman turun temurun wilayah perairan yang kini menjamur tambak kerang adalah wilayah Nelayan tradisioal menambatkan mata pencahariannya dari ratusan kepala keluarga untuk bertahan hidup.(gp2)