ROKANHILIR – Program pembangunan peningkatan jalan yang berada di Jalan Teluk Piyai (Kubu) Kepenghuluan Teluk Piyai, Kecamatan Pekaitan, yang dimenangkan oleh PT. Bina Riau Sejahtera, diduga tidak seuai dengan Bestek pembesian.
Hal itu mengacu pada bestek yang ada, dimana acuhan salah satu spesifikasi sistem pembesian diduga tidak mengikuti seperti di acuhan bestek yang tertera. Dimana untuk diketahui, sistem pembesian dan penulangan berfungsi untuk menambah kekuatan daya tekan terhadap beton tersebut.
Baca juga : Andi Nugraha: Ini bukan kasus, tapi merebut hak warga negara
“Bestek kan sudah ada, kalau tidak mengikuti acuhan bestek, trus pekerjaan dilapangan mau ikut acuhan apa? Jadi, wajar saja pekerjaan seperti ini dipertanyakan,” demikian kata salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, saat memberikan dokumen poto dan video hasil pekerjaan itu, kepada awak media ini, Sabtu (29/12/18) di Bagansiapi-api.
Dilanjutnya, yang namanya sistem pembesian merupakan salah satu spek yang sangat penting dalam kontruksi jalan beton atau bangunan. Apa lagi jalan tersebut diareal jalan kondisi gambut (rawa), tentu memerlukan spek atau hitung-hitungan terbaik serta harus diawasi dengan sungguh oleh pengawas yang sudah ditunjuk.
“Kondisi wilayah disini mayoritas lahan gambut, selain progres pekerjaan harus dilakukan dengan perhitungan yang matang, keterlibatan pengawas, konsultan, mandor dan yang terlibat lainnya juga harus ekstra guna menjamin mutu pekerjaan agar sesuai bestek,” ujarnya narasumber itu, yang mengaku berpropesi tukang bangunan itu dengan nada miris.
Baca juga : Kalna duga satres narkoba takut hadapi sidang praperadilan
“Disayangkan, sambungnya, kan dari gambar itu tampak dibagian-bagian tertentu wiremesh yang digunakan tersebut adalah sisa-sisa dari wiremesh potongan yang tersisa. Seharusnya, wiremesh itu dipasang secara utuh tidak sisa potongan-potongan bila mengacu pada bestek,” eluhnya.
Lanjutnya lagi, bila dipotong seharusnya sesuai dengan ukuran yang tertera dalam bestek. Karena, jika sisa potongan tersebut digunakan tentu akan sangat berdampak pada ketahanan daya tekan tonase hasil jalan beton tersebut.
Yang membuat heran, sambungnya, ada bagian-bagian titik tertentu wiremesh sisa-sisa digunakan, namun kenapa bisa lolos dari pantauan dan pengawasan dari pihak dinas terkait.
Baca juga : Kpk tangkap pejabat pupr terkait proyek air minum
“Kita tidak mau curiga, tapi setelah melihat langsung kelapangan, sudah jelas ada dugaan pembiaran tanpa pengawasan dari pihak-pihak dinas terkait, karena sisa potongan besi digunakan,” herannya, dan menyambungkan.
“Kita sudah ambil dan simpan hasil gambar dan video terkait pekerjaan tersebut. Kita tidak ingin menghalangi pekerjaan itu, yang kita inginkan pekerjaan tersebut sesuai dengan prosedur,” tandasnya, seraya berniat menyampaikan permasalahan itu ke Bupati.
Sementara, salah seorang pegawai di PUPR Provinsi, berinisial AD saat dikonfirmasi via WA pribadinya (082173369xxx), dirinya hanya melihat, hingga berita ini diterbitkan, AD tidak menjawab apapun. Dan terparahnya lagi, kontak WA awak media ini pun diblokir.**(gp3)