Buntut Dari PT. BHI Laporkan Penghulu Bangko Bakti Kepolres, Warga Mulai Murka

GoPesisir.com (ROHIL)Menurut pengakuan warga terkait terjadinya penyetopan yang dilakukan warga Bangko Bakti, Kecamatan Bangko Pusako, bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan diperusahaan BP PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI), salah satunya PT. Baker Hughes Indonesia (BHI).

Tidak ada sangkut-pautnya dengan Penghulu didalam yang dimaksud. Ini adalah sebagai hak murni dari masyarakat yang tidak pernah didapat pekerjaan terhadap perusahaan PT CPI atau BP nya yang beroperasi dilingkungan Kepenghuluan Bangko Bakti.

“Ini adalah kemauan kami sendiri (warga,red) sebagai warga Bangko Bakti, jadi ini bukan kepentingan Penghulu, ini adalah kepentingan masyarakat banyak, jadi sangat tidak beralasan PT. BHI untuk membuat satu laporan pengaduan kepada pihak kepolisian seperti yang PT. BHI tuduhkan kepada Penghulu kami,” tegas Epi Salah satu pemuda Bangko Bakti, yang makin geram liat ulah PT. BHI, Kamis (19/4/18) malam.

Lanjut Epi, perusahaan yang masuk Kepenghuluan Bangko Bakti ini selalu bilang udah penuh tenaga kerjanya, sementara orang dari Bangko Bakti tidak ada yang bekerja diperusahaan terkait, ditambah lagi dengan adanya tuduhan PT. BHI itulah yang memicu kemurkaan warga Bangko Bakti terhadap Penghulunya.

Baca Juga : Bung Nurdin: PT. BHI Subcon Dari PT. Chevron Asal Lapor Dan Tak Jelas

Mereka berharap PT. CPI peduli mengenai adanya laporan PT. BHI Kepolres Rohil, terkait hal perilaku tidak menyenangkan yang disangkakan kepada Penghulu Bangko Bakti, karena tidak seharusnya PT. BHI melaporkan hal tersebut, karena Penghulu Bangko Bakti tidak ada dalam hal perencanaan tersebut.

“Kok mereka pula yang merasa tidak senang, seharusnya kami (warga,red) yang merasa tidak senang, mereka beroperasi dikepenghuluan kami, seenaknya saja PT. BHI itu buat peraturan yang tidak masuk akal,” geramnya.

Masih kata Epi, Hampir 90 persen warga Bangko Bakti tidak mendapatkan pekerjaan di BP PT. CPI, maupun PT. CPI itu sendiri, yang mengakibatkan banyaknya pengangguran, padahal sumur minyak bumi tersebut berada disebelah bahakan dibelakang rumah warga. “Gak terbilanglah gimana jadinya, macam tidak dianggap ada masyarakat disini. Sudah cukuplah kesabaran warga sini menjadi penonton. Kami hanya ingin, utamakan pekerja warga tempatan bagi BP PT. CPI dan PT. CPI nya,” tegasnya.

Sementara, Dodi Hermanto, selaku warga Bangko Jaya turut perihatin atas tindakan yang dibuat oleh PT. BHI tehadap pemerintah Kepenghuluan Bangko Bakti, yang mana PT. BHI membuat satu laporan yang sangat tidak sesuai dengan hal yang terjadi dilapangan.

“Yang kami ketahui dari masyarakat Bangko Jaya dalam hal ini juga bersentuhan langsung terhadap masyarakat kami, dengan tuntutan yang sama dengan perjuangan yang sama, itu adalah menjadi satu hak bagi masyarakat Rohil pada umumnya,” jelasnya.

Lanjut Dodi, Jadi tindakan yang dibuat oleh PT. BHI dalam hal ini tidak mempunyai etika baik, atau tidak mempunyai niat baik terhadap masyarakat ataupun terhadap wilayah operasionalnya.

“kami mengharapkan kepada PT. CPI untuk melalukan tindakan terhadap PT. BHI, jangan terlalu cepat dalam hal ini untuk keranah hukum, sebaiknya dilakukan mediasi, konsultasi atau berunding untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kondisi masyarakat saat ini sudah dalam koridor yang tepat, karena butuh kerja dan kehidupan yang layak,” tandasnya.(gp12)