Usai Operasi Katarak Geratis, Badan Seperti Terbakar dan Meregang Nyawa

BANGKO – Diduga salah obat, seorang gaek bernama Ramli, Warga Baganhulu, Kecamatan Bangko, Rokan Hilir, yang baru-baru ini menjalani Operasi Katarak gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Protomo, yang ditaja Lion Club bekerjasama dengan PKK dan Pemkab Rohil Meninggal Dunia pada Minggu, (25/9/16) pagi di Pekanbaru.

Sebelum Meninggal pasca Operasi, Ramli mengalami kejang-kejang seperti kena setrum aliran listrik usai memakan obat pemberian Dokter dari pihak penyelenggara Operasi Katarak (Lion Club).

Kemudian usai kejang-kejang, seperti yang diungkap oleh menantu Korban, Kido (58) pihak keluarga melihat di seluruh badan korban mulai dari tangan, badan hingga kaki terdapat benjolan-benjolan sebesar telur ayam yang membuat Korban Kepanasan seperti di siram air panas sehingga kulit di badan korban mengelupas dan terlihat mengerikan.

“Pada esok harinya langsung kita bawa kembali ke Rumah sakit Umum, tetapi setiap Dokter yang ditemui tidak berani mengambil sikap, sehingga terkesan lempar bola dari Dokter Spesial mata merujuk ke ahli bedah. Akhirnya kami larikan ke Rumah Sakit Arifin Ahmad, Pekanbaru,” papar Kido.

Herannya, sambung Kido, pihak keluarga saat itu sangat kebingungan, dan sementara pihak medis terutama dokter spesialis mata usai memeriksa terkesan diam dan hanya merujuk korban ke dokter bedah di rumah skait dr Protomo Bagansiapiapi.

“Dugaan kami, pihak dokter tau apa penyebabnya. Tetapi mereka diam dan malah merujuk korban harus berobat keluar daerah. Terakhir kondisi mertua saya dalam keadaan koma sebelum menghembuskan nafas terakhir,” ujarnya berlinangan air mata.

Kepada Wartawan Ini Kido menjelaskan, kuat dugaan mertuanya bagian dari Mal Praktek atau salah Obat. Seharusnya sebelum di operasi hendaknya setiap pasien haruslah ‘cek up’ terlebih dahulu terkait kesehatan fisik seluruh pasien, apakah ada gejala alergi atau tidak.

“Semua dokter katarak itukan dari Medan, kita kan ga tau, apakah dokter asli atau dokter uji coba? Masa, pasien sebanyak 250 orang siap di tangani dalam waktu 2 hari, kerja mereka mengalahkan tenaga robot. Kami pihak keluarga meminta pertanggung jawaban dari pihak penyelenggara (Lion Club).” tandasnya.

Pantauan awak media, untuk saat ini pihak kelurga di kediaman Kido, di jalan Masjid menantikan ketibaan jenazah Ramli yang dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Bagansiapiapi. Hingga berita ini terbit belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara kegiatan sosial tersebut.***

Laporan: bro/hen
Posting by: ram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *