LINGGA – Menjadi tukang servis Elektronik keliling telah di lakoni Pendi (35), selama 5 Tahun terakhir. Pendi warga Desa Pantai Harapan, Kecamatan Selayar, telah banyak merasakan pahit manisnya menjadi tukang servis keliling.
Kepada Gopesisir.com, Kamis (17/10/2019), kisah Pendi pun di uraikan sembari menikmati secangkir kopi di kediamannya, sebagai tukang servis Elektronik keliling, banyak suka dan duka yang ia rasakan. Apa lagi, dirinya kerap meninggalkan keluarganya jika menyervis di luar Desa.
“Terkadang saya sering meninggalkan anak dan istri saya. Disini (Lingga,red), kebanyakan transportasi via laut. Jika sudah habis jam transportasi, saya kerap tidak pulang,” ungkap Pendi, sembari mengerjakan tugasnya.
Semenjak dirinya pulang merantau dari kota Batam, selama 12 Tahun di perantauan. Pendi telah memiliki kemampuan dalam hal memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak.
Meskipun menjadi tukang servis keliling, ia mengaku pendapatannya sudah cukup untuk kehidupan sehari hari. Apa lagi kondisi saat ini Indonesia dalam keadaan kurang baik, maka cukup tidak cukup kita harus menikmati.
“Alhamdulillah, terkadang banyak orderan dan terkadang juga sepi. Selain di Kecamatan Selayar, saya juga di panggil ke Dabok Singkep dan juga ke Daek Lingga,” paparnya.
Adapun elektronik yang bisa diperbaiki, kipas angin, mesin cuci, setrika, magicom, dan blender. Kalau perbaikan AC dan Kulkas, biasanya ia memperbaiki bersama rekannya.
“Dulu saya pernah ikut pelatihan di BLK Tanjung Pinang tahun 1999. Dan saya punya sertifikat pendingin,” ujar Pendi.
Dalam pekerjaannya, Pendi tidak pernah memasang tarip harga yang mahal, hanya saja di sesuaikan dengan barang yang di ganti dan biaya servis dan kesulitan pengerjaannya.
Namun jangan ragukan kemampuan pria yang mempunyai Sertifikat BLK ini. Walau penghasilan perhari berkisar Rp 50 Ribu – Rp 100 Ribu. Ia tetap bangga dan selalu bersyukur.
“Ya, namanya aja tukang servis keliling, yang di bawa di dalam tas hanyalah kunci-kunci dan obeng yang selalu setia menemaninya dimana dia berada,” ungkapnya sembari tersenyum.
Dengan servis keliling dari rumah kerumah kecil harapan untuk orang tidak membayar hasil kerjanya. Dari pada kerja dirumah, terkadang barang sudah selesai diperbaiki, tapi tidak di ambil, dan terkadang juga, barang di ambil, uangnya nanti.
“Itulah seni kehidupan bermasyarakat, ekonomilah yang menyebabkan seperti ini kejadiaannya. Bahkan, jauh harapan dibayar jika mengatakan di bawak dulu esok baru di bayar (utang,red),” urainya, senyum tersipu.
Harapannya, saat ini dirinya hanya kurang modal saja, seandainya ada di beri bantuan modal oleh Pemda Lingga atau melalui Dinas terkait, dan juga tempat kerja yang strategis, Pendi siap bekerja demi memberi pelayanan terbaiknya untuk masyarakat yang mayoritas hidup di pulau-pulau.**
Laporan by: ijal
Editor by: Mmd