ROKANHILIR – Didalam tanah sumber minyak melimpah, diatas tanah hamparan sawit terbentang. Dua (2) aspek tersebut andalan primadona bagi Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Namun sayang, di Kabupaten Berjuluk Seribu Kubah masih ada Sekolah Dasar (SD) yang ditemukan kondisi yang cukup memprihatinkan dizaman kini.
Sekolah tersebut SD Negeri 014, di Teluk Piyai Pesisir, Jalan Utama Sungai Jermal, Kubu, berdiri di atas lahan seluas 8500 Meter Persegi. Tentu saja, luas lahan itu lebih dari cukup untuk membangun gedung SDN tersebut menjadi lebih indah.
Sekolah yang berdiri Tahun 2004 silam, kondisi bangunannya kini cukup memprihatinkan. Meski hingga saat ini masih difungsikan sebagai tempat belajar-mengajar, Sekolah ini tidak pernah menerima bantuan untuk Rehabilitasi bangunan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir.
Kepala Sekolah, Azizah, S.Pd, kepada awak media menjelaskan, saat ini jumlah muridnya sebanyak 133 siswa, dengan jumlah guru 14 orang. Ruang kelas ada 3 ruangan. 1 ruangan untuk kantor dan 2 lagi di sekat-sekat.untuk ruang belajar.
“Terpaksa kami sekat-sekat ruangannya, walau pun belajar di teras, yang penting anak-anak murid kita tidak terhalang untuk dapat ilmu, seperti siswa SD pada umumnya,” ujar Kepala Sekolah, senyum tersipu.
Menurutnya, sekolah adalah tempat anak-anak menghabiskan waktu beberapa jam, karena itu pastilah sekolah berperan besar dalam membentuk karakter anak. Otomatis fasilitas di sekolah juga dibutuhkan, walaupun tidak megah setidaknya bisa dimanfaatkan untuk belajar-mengajar.
“Itulah fungsi sekolah dasar. Bahkan keadaan kamar mandi kami juga sudah sangat parah dan tidak layak pakai,” katanya.
Azizah mengaku, mesti sekolahnya kekurangan fasilitas namun pihaknya tidak mau meminta bantuan dari Wali Murid, karena kondisi para Wali Murid juga tidak mampu.
“Lihat plafon kami sudah berlobang-lobang, meja belajar kurang, tapi mau kemana lagi kita mengadu,” ujar Azizah.
Azizah Memuji masyarakat setempat karena sudah bersusah payah menciptakan ide yang baik untuk membantu pihaknya, sehingga masyarakat memperbaiki sekolah apa adanya dengan cara bergotong-royong.
“Masyarakat yang membuat ide ruangan bersekat-sekat dan diteras, agar anak-anak bisa belajar. Kita Berharap Pemerintah Daerah memperhatikan sekolah kami dengan segera,” ujarnya.
Memang ada bangunan baru tapi terkendala pembangunannya. Sebagai kepala sekolah Azizah juga tidak mengetahui apa penyebabnya. Padahal jika bangunan ini jadi sangat membantu anak didik nyaman belajar menimbah ilmu ditingkat dasar.
Ditempat terpisah, Anto Butut, yang tempat tinggalnya tidak jauh dari gedung SD tersebut menjelaskan bahwa, bangunan yang terendala yang tampak berdiri tanpa atap yang sudah dibangun pada tahun 2015 lalu. Dan sampai saat ini masih tetap begitu.
“Bangunan itu sampai sekarang masih begitu begitu saja sesuai yang kita lihat sekarang ini,” tandasnya.**(rls/gp3)