PELALAWAN – Terkait persoalan limbah yang diduga milik PT. RAPP dan mencuat drastis diberbagai media online dalam 2 hari terakhir se-Pangkalan Kerinci Ibu Kota Kabupaten Pelalawan, Abdul Murat selaku pengurus komunitas PATAR (Pekan Tua Lestari) dan sekaligus sebagai Ketua Pimpinan Daerah GNPK-RI Kabupaten Pelalawan memberikan sudut Pandang yang menarik.
Diungkapkannya, persoalan yang berdampak pada pencemaran sungai, sehingga menyebabkan matinya ekosistem dan habitat air tawar lainnya diwilayah Desa Sering Kecamatan Pelalawan itu sepertinya tidak terbantahkan, seperti ketika di lakukan sidak atau kunjungan kerja oleh Komisi 2 DPRD Kabupaten Pelalawan pada Kamis, tanggal, 25 maret 2021.
“Hal ini terjadi karna kita bodoh atau dibodoh bodohi. Mari kita bicara Fakta, ikan mati secara tiba tiba, bau busuk yang sering muncul di Pangkalan Kerinci yang diduga berasal dari RAPP, namun seolah olah tidak ada tindakan yang bisa dilakukan dalam mengatasi persoalan tersebut, ia hanya seolah olah sesuatu yang tak kasat mata ada tapi tak bisa dibuktikan keberadaannya, padahal ini fakta, ikan mati, udara berbau busuk, seluruh rakyat pangkalan kerinci saksi hidup dari persoalan ini. Ikan itu hidupnya diair lalu jika dia mati secara tiba tiba, secara bersamaan diair tempat dimana ikan hidup tentu ada persoalan dengan lingkungan dimana tempat ia hidup artinya ada racun yang mencemari air tersebut”. Kata Abdul Murat.
Menurutnya lagi, segala sesuatu itu terjadi dapat dipastikan ada penyebabnya, dan dengan kemajuan yang dilengkapi para ahli saat ini, tidak menjadi persoalan berat untuk menelusuri sebab musababnya, termasuk menggunakan hukum sebab akibat.
“Saran saya begini, terlepas dari apa penyebabnya dan dari mana asal muasal pencemarannya, mari kita kesampingkan dulu, harusnya dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) dan pemerintah daerah melakukan penyelidikan secara serius terkait persoalan ini dengan meminta pihak pihak yang berkompeten dibidangnya melakukan pemeriksaan secara khusus terkait bukti dan fakta yang ada, agar tidak dibodoh bodohi atau ditipu tipu”. Tambahnya.
Lebih lanjut dijelaskan Abdul Murat lagi, sebenarnya pemerintah sudah mengetahui persoalan tersebut, bahkan dari asal hingga ke dampak yang ditimbulkannya, namun tidak mempunyai daya untuk melawan sebuah kuasa yang lebih raksasa.
“Atau benar apa yang dikatakan oleh DR. Elvy Sang pakar lingkungan, bahwa sebenarnya pemimpin atau pemerintah kita tahu setiap persoalan yang terjadi namun tidak punya daya untuk melawannya karna ada orang orang sakti mandraguna yang tidak atau bukan lawan kita”. **(Faisal)