Air Sungai Menghitam, PT. Arara Abadi Kembali Jadi Sorotan

PELALAWAN – Masyarakat Desa Terantang Manuk Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan sesalkan sumber air yang menjadi pemenuhan kebutuhan utama rumah tangga mereka tercemar, diduga akibat limbah yang dibuang secara sembarangan dari salah satu perusahaan.

Kejadian tersebut diketahui sudah berjalan sekitar seminggu lalu, namun kepekatan air semakin meningkat terjadi sekitar tiga hari belakangan ini, hingga menjadi keksalan dan kemarahan masyarakat setempat.

“Udah satu Minggu inilah air berubah hitam, tapi yang pekatnya baru tiga hari ini,” aku Rudi selaku ketua pemuda desa Terantang Manuk pada Jumat (28/8/2020).

Dia melanjutkan, kejadian serupa pernah terjadi yang dilakukan oleh PT Arara Abadi pada Juli lalu, namun hal tersebut tidak dipersoalkan oleh warga, hingga akhirnya kelalaian pabrik penghasil bubur kertas itu kembali terjadi dan menimbulkan kegeraman warga setempat.

Menurut pengakuan Rudi, menghitamnya air sungai yang dipakai untuk mandi oleh masyarakat itu disebabkan penumbangan pohon akasia (Ekaliptus) pihak subkontraktor PT. AA tersebut yang kurang cermat.

“Masyarakat DesaTerantang Manuk resah dengan timbulnya pencemaran air sungai Bantai Toap yang berubah warna menjadi hitam akibat penumbangan akalitus sehingga masyarakat yang sehari-hari untuk mandi dan mencuci,” kata Rudi melanjutkan.

Atas kejadian itu, pihak pemerintah Desa Terantang Manuk, BPD, pemuda dan mahasiswa bersama-sama datangi pihak PT Arara Abadi, bermaksud agar pihak perusahaan segera mengambil tindakan cepat guna pemulihan sungai yang tercemari oleh keteledoran pihak kontraktor.

Menurut Kepala Desa, dalam persoalan ini pemerintah desa Terantang manuk berserta sekdes dan jajaranya telah melaporkan hal ini ke DLH kabupaten Pelalawan.

“Dalam hal ini saya selaku ketua pemuda Terantang manuk mengecam keras dari perbuatan yang di lakukan oleh PT Arara abadi terlebih lagi ke sub kontraktor yang mengerjakan areal tersebut. Apabila hal ini tidak ditanggapi dengan cepat oleh perusahaan dan sub kontraktor maka kami akan lakukan aksi besar-besaran bersama masyarakat,” ujarnya geram.

Namun hingga Berita ini diterbitkan belum ada keterangan resmi dari pihak DLH Kabupaten Pelalawan maupun pihak perusahaan terkait pencemaran yang terjadi hingga menimbulkan kekesalan warga setempat. **(Faisal)

Editor: Gp2.